Eps. 34 Bertemu Cemara

1326 Words

Pagi itu langit mendung menggantung di atas kepala, seperti menyatu dengan perasaan Berlian yang masih diselimuti duka. Angin bertiup pelan, menebar aroma tanah basah di udara. Ia melangkah keluar rumah dengan sebuah buket bunga lili putih di tangannya, wajahnya tenang tapi matanya menyimpan kesedihan. Di depan pagar, Mahesa berdiri bersandar pada motornya. Begitu melihat Berlian, ia segera menghampiri. “Mau ke mana pagi-pagi begini, Lian?” tanyanya lembut, memperhatikan penampilan Berlian yang rapi dan sederhana. Berlian menatap Mahesa sebentar, lalu menjawab dengan suara pelan, “Hari ini sebulan sejak ayah meninggal. Aku mau ke makam.” Mahesa mengangguk pelan, menyadari arti penting hari itu. “Kalau begitu, biar aku antar.” Berlian sempat ragu sejenak, lalu mengangguk tanpa suara. H

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD