Berlian mencoba tetap tenang, tapi suasana di ruangan semakin mencekam. Rekan-rekannya mulai berbisik pelan, tapi cukup jelas untuk ditangkap telinganya. “Kalau benar dia yang bocorin data, gimana nasib kita?” “Gak nyangka ya, orang kayak dia…” Suara-suara itu seperti jarum yang menusuk. Tatapan yang semula hanya mencurigai, kini berubah menjadi penghakiman. Salah satu rekan, Lestari, berdiri dan mendekatinya dengan ekspresi keras. “Berlian, kalau ini benar…kamu harus jelaskan. Kita semua di sini bekerja keras. Jangan cuma diam!” Berlian menegakkan bahu, meski dalam hati ia gemetar. Ia menatap sekeliling, menyapu wajah-wajah yang dulu ramah kini berubah penuh tuduhan. “Aku gak pernah melakukan itu. Aku difitnah. Dan aku akan buktikan,” ucapnya tegas, meski suaranya sedikit bergetar.