Prolog
302 Words
Pagi-pagi sekali, seorang gadis sudah bersiap dengan pakaian khas seorang yang akan melamar pekerjaan. Thalia Anandita, gadis berusia dua puluh dua tahun itu mencoba peruntungannya mengadu nasib di ibu kota setelah menamatkan kuliahnya.
Berkali-kali, gadis itu membetulkan blouse putih yang dimasukkan ke dalam rok hitam selututnya, jangan harap ada high heels yang melapisi telapak kakinya, hanya terpasang flat shoes berwarna hitam yang nampak sangat biasa.
Ia memang akan melamar pada perusahaan besar. Ia yakin, meski ia bukan berasal dari universitas terkenal, tapi ia memiliki kemampuan yang cukup untuk mendapat pekerjaan di suatu perusahaan ternama.
Setelah melirik jam tangannya beberapa kali, akhirnya ia melangkah mantap keluar kostnya dengan harapan akan mendapat pekerjaan secepat mungkin, agar tak terlunta-lunta terlalu lama di ibu kota. Yang katanya ibu kota itu lebih kejam dari ibu tiri. Membayangkannya saja membuat Thalia bergidik, meski ia tak benar-benar mempunyai ibu tiri.
****
“Bagian HRD gak masuk juga hari ini?” tanya seorang pria yang berpakaian formal pada resepsionisnya dari balik telepon.
“Iya , Pak. Beliau sakit,” jawab resepsionisnya sopan.
Pria itu tampak gusar di ruangannya, sesekali menggaruk kepalanya kasar, menyebabkan rambutnya agak berantakan.
Rayhan David Wijaya, CEO Wijaya's Corp itu memang tengah kebingungan karena sang sekertaris yang diperkirakan hanya akan cuti melahirkan ternyata resign, dan sang HRD belum mengkonfimasi apa-apa padanya, ditambah HRDnya tidak masuk kerja. Ia semakin pusing dibuatnya.
Pria tampan dan kaya raya itu berkali-kali menanyakan apakah ada lamaran yang masuk hari ini atau tidak.
Bagaimana jika pekerjaannya menjadi terbengkalai karena tidak adanya seorang sekertaris yang membantunya?
Jangan harap jika tipe sekertaris sang CEO adalah wanita seksi bertubuh molek dengan baju ketat dan riasan berlebihan yang siap memuaskannya kapan saja, bahkan sekertaris sebelumnya pun sudah menikah dan kini resign karena akan melahirkan.
Ia bukan pria yang akan mencari kesenangan seperti CEO dalam cerita-cerita romance.
- Writer
