Dering ponsel itu langsung disambar dan diterima oleh Caroline, dia mengapit ponselnya menggunakan bahunya sembari memakai sepatu hak tingginya. Sesekali dia berdecak kesal, atau bahkan memarahi orang diseberang sana. "Bisakah kau menjaga mulut gila mu itu?" Serunya dengan nada tidak terima. "Untuk berhenti memanggil mu sebagai kekasih ku? Tidak, aku tidak bisa." Ratzel terkekeh membuat Caroline memutar malas bola matanya. "Baiklah, sampai jumpa gadis ku." Ucap Ratzel dan panggilan itu ditutup sepihak. Caroline menatap penampilannya di depan cemin, dress pink pastel sebatas lutut melekat pas di tubuhnya, dan sepatu hitam, rambut yang dibiarkan digerai, dan tidak lupa clutch-nya. Sempurna. Siang ini Ratzel mengajaknya untuk pergi makan siang, dan jangan lupa dia harus menjaga jarak de