Senja sudah begitu pasrah, ia hanya mengingat kenangan manisnya bersama Davian disaat terakhirnya saat ini. Bau gosong begitu menyengat, hawa panas pun mulai menyelimutinya. Dirinya bahkan sudah kesusahan untuk bernafas dan ingin sekali menyerah. Namun, saat teringat akan ada nyawa yang bersemayam di rahimnya membuat tangisan Senja pecah. Benarkah ia dan anaknya akan mati? Senja tidak tahu lagi harus berbuat apa selain berdoa agar ada keajaiban. Ada sedikit harapan kecil jika suaminya akan datang dan menemukannya. Tapi rasanya itu sangat mustahil, mengingat saat ini ia berada di pulau terpencil yang akses masuknya sangat susah untuk ditembus. Mungkin kali ini memang dirinya akan benar-benar berakhir. "Brengs3k!" "Bangsattt lo!" Disaat Senja sudah mencoba untuk pasrah menerima kematian