Rafael langsung beranjak dan mendekati Kirei, menghambur memeluk erat sang ibu. "Terima kasih, Mi, Pi." Pelukannya berpindah dari Kirei ke Janardana. "Pilihan kamu memang tidak pernah salah, Fael," puji Janardana seraya menepuk-nepuk pundak sang putra yang sudah dewasa itu. Waktu begitu cepat berlalu, putra yang dulu dia timang dan tepuk-tepuk bokongnya ketika mau tidur kini sudah besar dan memiliki anak. Selain menepuk pundak, Janardana juga menepuk satu sisi pipi sang putra. "Bahagiakan dia dan putrimu," pesannya. "Iya, Pi, pasti," jawab Rafael. Kenzi dan Yui bergantian memberi selamat pada kedua orang yang saat ini sedang berbahagia karena restu yang selama ini di nanti kan akhirnya mereka dapati. Meski banyak lika liku perjalanan yang harus masing-masing dari mereka lalui begitu