Bab 34 – Saat Semua Harus Dilepas

1193 Words

Pagi itu, langit tampak kelabu meski matahari sudah tinggi. Jendela ruang ICU berembun, seolah meniru hati Nayla yang penuh resah. Suara monitor jantung berdetak pelan, menjadi musik latar yang menakutkan, menandai setiap detik berharga yang tersisa. Arka terbaring semakin lemah. Tubuhnya yang dulu tegap kini hanya tinggal bayangan. Wajahnya pucat, bibirnya kering, dan matanya hanya sesekali terbuka. Napasnya pendek, disertai suara serak yang menyesakkan hati. Nayla duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan Arka yang dingin. Ia tidak lagi memikirkan lelah, lapar, atau waktu. Dunia di luar ruang itu seakan lenyap. Hanya ada Arka, detak mesin, dan doa yang ia bisikkan tanpa henti. “Ka…” suaranya parau, penuh air mata yang nyaris tak berhenti sejak malam. “Kalau kamu capek, bilang sama aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD