BAB 6 MIA

1251 Words
Emy baru bangun saat mendengar keributan di dapur. Dia melihat Bi Hanun dan putrinya sedang sibuk membahas kotak karton dari Dokter Daniel kemarin yang ternyata isinya adalah kue tart lengkap dengan lilin yang belum dinyalakan. Karena ini hari Minggu jadi Mia bisa datang pagi bersama ibunya. "Kemari Lola! " seru Bi Hanun memanggilnya. Mia juga ikut melambai untuk mengajaknya bergabung. Gadis belia itu terlihat bahagia dengan kue berlapis coklat dan tumpukan buah stroberi yang sebagian sudah dia gigit. Jika melihat angka enam belas  di atas kue tersebut sepertinya Mia lah yang sedang berulang tahun. "Sebenarnya ulang tahunku sudah minggu lalu, " terang gadis itu sambil nyengir karena mungkin buah stroberi yang dia gigit agak asam. Sebenarnya Emy  ingin mengucapkan selamat tapi ternyata dia sedang tidak bisa bicara. Emy hanya bisa tersenyum tapi sepertinya sama sekali tidak mengurangi kebahagiaan Mia. Dia segera menarik Emy untuk ikut duduk bersama mereka. Mia sudah berniat untuk kembali mengambil buah stroberi saat Bi Hanun menegurnya ," Kita berdoa dulu, " katanya sambil menepis tangan putrinya.  Bi Hanun lebih dulu menyatukan tangan untuk memimpin doa dan diikuti mereka berdua. Setelah selesai memanjatkan doa syukur ternyata Mia langsung memotong kuenya tanpa menyalahkan lilin. Dia memberi satu potong untuk ibunya dan satu potong untuk Emy. "Kupikir Dokter Daniel sudah lupa hari ulang tahunku." "Jangan pernah lupa berterimakasih padanya, karena Dokter Daniel juga yang memberimu nama," tegur Bi Hanun untuk putrinya agar tidak pernah melupakan jasa keluarga Dokter Daniel. "Dulu ibu Dokter Daniel yang membantu proses kelahiran Mia, " sambung Bi Hanun saat menoleh Emy, "aku hampir saja melahirkan di kebun teh jika saja tidak ada Dokter Grace yang baik hati menolong kami." Kedengarannya luar biasa dan Emy ikut terharu karena Bi Hanun sempat menitikkan air mata saat menceritakan kisah itu kembali. "Dokter Grace juga yang memberi bapak pekerjaan di rumah ini,  karena beliau kenal baik dengan keluarga Tuan Eric. " "Semua perkebunan teh yang luas itu adalah milik keluarga Dokter Daniel."____" Keluarganya sangat baik dan begitu berjasa bagi kami semua yang bergantung hidup di perkebunan teh. " Dari semua cerita panjang Bi Hanun pagi itu, Emy jadi tahu kenapa Dokter Daniel juga bisa sangat ramah dengan semua orang. Karena dia dibesarkan di keluarga yang juga sangat baik dan memiliki jiwa sosial tinggi. Setelah menghabiskan kuenya Emy berpamitan untuk menyiapkan bak mandi untuk Eric. "Turun lah untuk sarapan bersama kami setelah mandi, aku akan membuat makanan spesial," kata Bi Hanu dan Emy mengangguk sebelum buru-buru pergi. "Lola, apa itu kau? " tanya Eric yang ternyata sudah bangun dan sedang berdiri di dekat jendela. Emy mengetuk dua kali. Eric hanya perlu memastikan karena ini hari Minggu, biasanya akan ada lebih banyak orang di rumahnya. "Kau boleh libur di hari minggu," kata Eric. Emy kembali mengetuk dua kali. "Kau tidak perlu menyiapkan bak mandi, aku bisa mandi dengan shower, dan akan ku suruh Mia menyiapkan pakaianku." Emy senang karena ternyata dia mendapatkan hari libur, meskipun ia belum sepenuhnya yakin apa Eric bisa melakukan semuanya sendiri. Emy segera kembali ke kamarnya untuk mandi saat tiba-tiba dia lihat ponselnya berbunyi. Ternyata Mr. Hardy yang sudah menelponnya berulang kali. "Bagaimana pekerjaanmu? " tanya Mr. Hardy. "Apa putraku membuat masalah? " "Sebenarnya Eric cukup baik, dan memberiku libur hari ini. " "Syukurlah," lega Mr. Hardy. "Kemarin Dokter Daniel datang untuk memeriksanya. " "Ya, dia juga sudah memberiku kabar,   dan sedikit menceritakanmu." Emy tidak tahu apa kira-kira yang Dokter Daniel ceritakan tentang dirinya kepada Mr. Hardy. "Aku hanya ingin tahu minggu pertamamu bekerja untuk putraku, kuharap kau juga akan langsung melapor padaku jika ada apa-apa." "Ya, " jawab Emy. "Ya sudah, nikmati liburanmu,"  kata Mr. Hardy. "Terimakasih. " "Berterimakasih lah pada putraku, karena biasanya dia tidak semurah hati itu untuk memberi pekerjanya hari libur," tutup Mr. Hardy. Setelah mengembalikan ponselnya ke dalam laci Emy segera bergegas untuk mandi. Meskipun dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk mengisi hari libur tapi Emy ingat jika Bi Hanun dan putrinya sedang menunggu untuk sarapan. Saat Emy kembali ke pantry ternyata di sana juga ada Dokter Daniel yang sedang ikut duduk di meja dapur bersama Mia dan Bi Hanun. "Lola, kemari !"panggil Dokter Daniel yang kemudian langsung menarik tempat duduk di sebelahnya. Emy ikut duduk di sana meski rasanya masih agak canggung karena sebenarnya ingin memilih tempat duduk yang lain, tapi tidak Enak karena pria itu sudah menyiapkan kursi di sebelahnya. Untung Dokter Daniel sudah kembali sibuk melanjutkan ceritanya pada Mia dan gadis muda itu sepertinya juga sangat antusias mendengarkan semua ceritanya. Sementara itu Emy hanya ikut menyimak karena tidak sepenuhnya tahu kesenangan apa yang mereka bahas. Yang jelas Dokter Daniel sedang menceritakan berbagai wahana permainan baru di resort keluarganya. "Nanti siang akan kusuruh Nathan untuk menjemputmu jika kau benar-benar ingin ke sana, " kata Dokter Daniel dan Mia langsung mengangguk. Nathan adalah adik laki-laki Dokter Daniel usianya sekitar dua tahun lebih tua dari Mia.  Dulu saat Mia lahir Dokter Daniel pernah meminta ibunya untuk menukar adik laki-lakinya dengan bayi perempuan yang baru dilahirkan Bi Hanun. Karena putra pertama Dokter Grace sempat ngambek akhirnya  Bi Hanun memperbolehkan anak laki-laki itu untuk memberi nama bagi putrinya. Dari dulu Dokter Daniel memang ingin adik perempuan.  Dokter Grace memang hanya memiliki dua putra karena rahimnya terpaksa harus diangkat paska melahirkan putra keduanya Nathaniel. "Apa kau juga mau ikut, Kak Lola? " tanya Mia dan Emy hanya terlihat bingung. "Lola mendapat libur di hari Minggu," terang Mia pada Dokter Daniel. "Eric memberimu libur? " tanya Dokter Daniel masih setengah tidak percaya ketika berpaling untuk menatap Emy yang kemudian mengangguk. "Luar biasa, akhirnya dia mau juga sedikit bermurah hati pada orang lain." "Jangan coba membicarakanku di rumahku sendiri!" tegur Eric yang baru muncul. Eric sudah mandi dan berganti pakaian, rambutnya yang agak panjang dan masih setengah basah dia biarkan agak berantakan tapi anehnya tetap saja terlihat tampan. "Nanti hadiah dariku akan menyusul," kata Eric untuk putri Bi Hanun. Meski tidak bisa melihat tapi Eric bisa mengenali suara semua orang di rumahnya, karena biasanya memang hanya itu-itu saja. Dokter Daniel biasanya memang sering mampir di hari minggu hanya untuk sekedar minta dibuatkan sarapan sama Bi Hanun. Karena melihat Eric ingin bergabung bersama mereka, Emy pun segera berdiri untuk menyiapkan tempat duduk bagi Eric. "Apa Tuan Muda mau seafood? " tanya Bi Hanun, " aku membuat lobster mentega. " Sepertinya Eric mau dan Emy pun segera mengambil piring lobster yang baru di berikan Bi Hanun. "Potong dulu dagingnya lebih kecil, " pesan Bi Hanun pada Emy,  sebelum kemudian membagikan lobster untuk yang lain termasuk untuk Emy sendiri. Tapi karena Eric tidak akan bisa makan seafood sendiri jadi Emy harus membantunya makan terlebih dahulu. "Aku bisa, " kata Eric, hendak mengambil garpunya sendiri tapi malah menemukan tangan Emy yang digenggamnya. Emy mengetuk satu kali. "Kalau kau tidak mau, kemari Lola, kau boleh menyuapiku saja, " goda Dokter Daniel, meski Eric tetap pura-pura acuh mengabaikan lelucon sahabatnya. "Mia dan Lola akan ikut bersamaku ke resort, apa kau juga mau ikut?" iseng Dokter Daniel yang sebenarnya sudah tahu jika Eric tidak akan bakal mau, dan memang benar dia langsung menggeleng. "Kau akan pergi bersamanya? " tanya Eric ketika menoleh Emy dan gadis itu langsung mengetuk dua kali. "Jangan pulang terlalu malam," kata Eric dengan nada dingin. Emy kembali mengetuk dua kali. "Aku akan mengembalikannya sebelum petang, " balas Dokter Daniel. "Aku akan menemani Tuan Muda sampai mereka pulang, " kali ini Bi Hanun yang bicara. Karena Mia berulang tahun, Dokter Daniel ingin mengajak gadis itu ke resort baru keluarganya.  Tadinya Dokter Daniel berencana berangkat siang dan menyuruh Nathan untuk menjemput Mia, tapi karena ternyata Emy juga ikut sepertinya lebih baik mereka berangkat lebih awal saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD