BAB 15 KENAPA DENGAN ERIC

1212 Words
Hari ini ada jadwal kunjungan Dokter Daniel, dan ini adalah kali pertama Dokter Daniel kembali berkunjung setelah Eric melemparnya dengan vas bunga kesayangan Mia. Emy masih ingat kesedihan Mia saat mengetahui semua tanaman yang ia rawat setiap hari di hancurkan oleh tuanya. Dan Emy juga masih kesal sebab Dokter daniel juga tidak mau bercerita apa-apa. Karena itu sampai hari ini Emy masih belum tahu alasan kemurkaan Eric. Walau hubungan Emy dan Eric baik-baik saja, tapi Emy tahu jika mencari informasi dari Eric itu sangat tidak mungkin. Selain takut menyinggung, Eric juga bukan tipe orang yang suka membahas masalahnya. Tapi Emy tahu jika Eric sampai meledak-ledak seperti  kemarin itu pasti karena masalahnya sudah keterlaluan. Buktinya Eric selalu baik padanya, walau kebaikannya mungkin hanya karena kasihan pada si gadis bisu. Bukanya Emy ingin sok tahu masalah orang, tapi karena dia yang harus mengurus Eric setiap hari jadi seharusnya dia perlu tahu agar lebih waspada mempersiapkan diri jika sampai nanti kebohongannya terbongkar. Baru membayangkannya sekilas saja Emy sudah merinding. Bagaimana jika nanti Eric sampai tahu jika dirinya hanya berpura-pura bisu. Mungkin tidak apa-apa jika hanya dilempar vas bunga tapi sepertinya Emy akan lebih sedih jika harus kehilangan kepercayaan Eric. Karena itu penting bagi Emy untuk mengetahui hal yang sensitif bagi Eric. Tapi sepertinya semua orang lebih kompak menyembunyikan semua itu darinya, termasuk Dokter Daniel. Kali ini Emy kembali membantu Dokter Daniel untuk melakukan terapi bagi Eric. Bukannya Dokter tampan itu tidak merasa jika dari tadi Emy kurang respect padanya dan cenderung acuh. Dokter Daniel tahu jika gadis itu sebenarnya juga masih ingin menuntut penjelasan darinya. Rasanya memang wajar jika dia ingin tahu, apa lagi setelah kejadian seperti kemarin. Tapi sayangnya Dokter Daniel merasa tidak memiliki hak untuk membahasnya. Setelah mengantar Eric untuk berganti pakaian, Emy segera kembali ke ruang terapi dan menghampiri Dokter Daniel yang masih berada di sana untuk merapikan kembali alat-alatnya. Emy langsung masuk begitu saja dan menutup pintu. Dia sengaja berdiri kaku di depan pria itu tanpa mau membantu. Mungkin sebagai bentuk protes, karena dia sedang tidak bisa berorasi atau memaki untuk melupakan kekesalannya. "Maaf, Lola. Aku sama sekali tidak bermaksud mengabaikanmu," kata Dokter Daniel lebih dulu. Emy hanya diam menatap Dokter muda itu dengan berani. Sampai kemudian Dokter Daniel menyerah dan mengajaknya duduk di sofa untuk bicara. "Orang yang berniat mendonorkan kornea mata untuk Eric mendadak membatalkannya," terang Dokter Daniel pelan karena bagaimanapun dia tidak mau Eric sampai mendengar penghianatannya. Bagaimanapun dia sudah berjanji pada Eric untuk tidak membahas masalah ini dengan siapapun. "Sebenarnya ini bukan kali pertama terjadi, karen itu Eric sangat murka." Emy masih diam menyimak dan mulai mengerti dengan alasan kekesalan Eric. "Eric mulai curiga jika ada yang sengaja menghalanginya. Padahal dia sudah rela membayar berapapun untuk mendapatkan donor tersebut." Kedengarannya memang memprihatinkan. Emy bisa mengerti sebesar apa keinginan Eric untuk bisa kembali melihat. Bahkan dia rela mengikuti diet khusus untuk semua itu. Emy meraih tangan Dokter Daniel dan menulis kata terimakasih di sana. "Aku tahu kau mencemaskan Eric dan aku senang karena dia bersama orang yang sangat peduli padanya. " Menurut Dokter Daniel, Eric beruntung karena memiliki asisten yang cantik, dan baik. Walaupun dia belum tahu banyak tentang latar belakang gadis itu tapi Dokter Daniel yakin bisa melihat ketulusannya saat benar-benar mencemaskan Eric dari kemarin. "Apa Eric juga marah padamu?" tanya Dokter daniel untuk sekedar memastikan dan Emy menggeleng. "Kadang Eric memang sedikit keras, tapi sejatinya dia orang yang baik.  Cuma nasibnya saja yang sedang kurang beruntung. Karena itu kuharap kau juga bisa lebih bersabar menghadapinya." Emy kembali mengangguk untuk meyakinkan Dokter Daniel jika dia sama sekali tidak masalah jika hanya untuk menghadapi seorang pemarah. Emy bisa memahami kondisi Eric dan sepertinya dia juga tidak bisa mencegah simpatinya untuk pemuda itu, terutama setelah dia mendengar semua cerita dari Dokter Daniel. "Sejauh ini aku juga belum pernah melihat Eric cukup nyaman dengan orang lain seperti saat dia bersamamu. Karena itu aku juga memiliki harapan besar padamu." Sama seperti Eric, sepertinya Dokter Daniel juga bisa melihat loyalitas gadis itu untuk sahabatnya. Meski kali ini Dokter Daniel sendiri juga belum bisa berbuat banyak untuk membantu Eric, tapi bukan berarti dia tidak ingin berusaha sama sekali. Masih dengan menggenggam erat tangan Emy Dokter muda itu kembali bicara dengan penuh kesungguhan. "Aku percaya padamu, Lola. Sama halnya Eric mempercayaimu!" Bukannya senang mendapat kepercayaan, tapi tiba-tiba saja Emy justru malah merasa seperti di tindih oleh tumpukan dosa yang berlipat ganda. Bagaiman jika nanti mereka sampai tahun jika sebenarnya dirinya hanya berpura-pura bisu? Spontan Emy menarik tangannya dari genggaman Dokter Daniel. Emy tahu jika Dokter Daniel adalah orang baik dan akan selalu loyal pada Eric. Karena itu Emy merasa sangat tidak layak mendapatkan kepercayaannya. Rasanya sudah cukup dia berdusta pada Eric, Emy tidak ingin menambah bebannya dengan kebohongan-kebohongan lagi. Emy tidak sanggup jika harus membayangkan sebesar apa tumpukan dosanya nanti. Walaupun jika dia pikir dari awal semua itu juga bukan maunya. Tapi, Mr. Hardy lah yang menjadikanya seperti ini. Kenapa tiba-tiba Emy jadi berpikir jika semua masalahnya bersumber dari Mr. Hardy. Karena gaji besar yang ditawarkannya lah Emy sampai mau jadi pembohong. Setelah bicara dengan Dokter Daniel, Emy kembali ke kamar Eric berharap dia sudah selesai berpakaian. Karena ini sudah hampir jam makan siang. Emy sudah mengajak Dokter Daniel untuk sekalian makan siang tapi sepertinya dia memang harus buru-buru pergi karena ada pasien yang harus segera ditanganinya. Emy mengetuk pintu kamar Eric dua kali. "Lola, apa itu kau? " Emy kembali mengetuk dua kali. "Masuklah." Eric mempersilahkan dan Emy pun segera masuk seperti biasa. Emy melihat Eric sudah memakai semua pakaian yang dia siapkan, hanya saja dia melewatkan satu kancing kemeja flanelnya sehingga jadi miring. Emy segera berjalan menghampiri Eric untuk membantu membenahi bajunya. Eric cukup diam dan patuh ketika Emy kembali melepas semua kancing kemejanya pelan-pelan. [Maaf seharusnya aku tidak memilih kemeja berkancing] tulis Emy setelah selesai merapikan kancing kemeja Eric. "Tidak apa-apa aku suka, " kata Eric yang ternyata sudah begitu dekat di sampingnya, hingga jika saja Emy terkejut dan menoleh tiba-tiba maka mereka akan nyaris seperti sepasang kekasih yang hendak berciuman. Emy buru-buru menggeleng sendiri karena tidak mau berpikir kotor. Menurut Emy, Eric juga tidak bisa di salahkan karena dia tidak bisa melihat berapa inci jarak mereka. Emy sudah berniat melangkah mundur saat tiba-tiba Eric justru mencekal pinggangnya. "Lola, ijinkan aku menyentuhmu? " tanya eric tiba-tiba dan jujur saja Emy sendiri masih tercekat oleh pertanyaan macam itu. Emy masih belum bicara saat Eric malah sudah mulai menyentuh sisi wajahnya. Bukan sentuhan yang kotor atau melecehkan, karena itu Emy mulai coba berpikir tenang dan membiarkan Eric yang ternyata hanya sedang coba mengenalinya. Sebenarnya sangat wajar jika Eric hanya ingin sekedar tahu seperti apa dirinya. Tapi tetap saja tidak mudah bagi Emy untuk mengabaikan sentuhan pria yang begitu intens seperti itu. Tangan Eric terasa lembut dan hangat ketika menelusuri tiap inci wajahnya dengan teliti dan hati-hati. Karena tidak ingin panik dengan jarak mereka yang begitu dekat, Emy pun mulai memejamkan mata agar Eric lebih leluasa menyentuhnya dan dia juga tidak perlu menyimak wajah indah Eric yang kurang baik untuk kesehatan jantungnya. Emy memiliki alis dan bulu mata tebal, tulang hidung yang tinggi dan ramping serta bibir penuh yang hangat saat di sentuh. Eric masih diam berhenti di sana. Mungkin dia sedang coba memikirkan deskripsi tentang Lola nya selama ini. Eric pikir seharusnya dia adalah gadis yang cantik dan yang pasti berpinggang ramping.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD