Skandal sudah mencuat, dan Kaizen tidak ingin menunggu lebih lama. Setelah memutuskan hukuman untuk Isaac dan Fidel, dia langsung kembali ke vila, mengemudi dengan kecepatan penuh. Hujan deras semalam membuat jalanan licin, tapi itu tak mengurangi kegigihannya. Waktu adalah musuh yang harus ia kalahkan. Di kursi penumpang, Anderson melirik bosnya dengan cemas. “Tuan, setidaknya ganti baju dulu. Anda kehujanan semalam dan tidak berganti baju. Anda bisa sakit nanti!” Kaizen hanya mendengus. “Tidak ada waktu!” Anderson tidak menyerah. “Kalau Anda tidak peduli dengan kesehatan Anda, pikirkan Nyonya. Dia tidak bisa memeluk Anda dengan pakaian basah dan kotor seperti itu. Anda bisa membuatnya sakit juga.” Kaizen mendadak terdiam. Satu-satunya hal yang selalu berhasil menundukkannya adalah