Melamar, Sea

1288 Words

Hujan terus mengguyur kota Milan sejak semalam, meninggalkan jalanan basah dan trotoar yang berkilau di bawah sinar matahari yang berusaha menerobos awan kelabu yang menyelimuti kota. Suara tetesan air mengalun lembut di tengah kebisingan perkotaan yang samar. Namun, di dalam rumah Sea, suasananya tidak senyaman cuaca luar. "SEA!" teriakan Pamela menggema di seluruh rumah yang terasa semakin sesak. "Sudah siang, kamu masih saja tidur!” Pamela menggeser pintu kamar Sea dengan keras, seakan ingin menarik putri tirinya dari dunia mimpi yang tenang. "Ibu, aku tidak enak badan. Perutku mual," keluh Sea, mengerjap pelan sebelum akhirnya bangkit dan duduk di tepi ranjang. Pamela tidak peduli dengan keluhan Sea. “Jangan jadikan kehamilanmu sebagai alasan. Ibu juga pernah hamil, tapi tidak s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD