Di tengah kericuhan yang terjadi, sosok tersangka yang dibicarakan semua orang ternyata berada di pinggiran danau yang letaknya setengah kilometer dari villa. Kaizen terlihat berdiri dengan tegak, asap rokok membumbung di atas kepala. Di bawah kakinya, puntung-puntung rokok berserak. Entah sudah berapa yang dia hisap. “Kai!” Suara seorang wanita terdengar lirih, bercampur dengan langkah lembut yang mendekat. Tanpa ragu, dia melingkarkan tangan, memeluk Kaizen dari belakang. Kaizen tidak bergeming. Dia hanya menghela napas panjang, lalu mengepulkan asap rokok lagi. “Apa yang membuatmu buru-buru kembali?” “Tentu karena aku merindukanmu,” balasnya manja. Tangan lentiknya merayap naik, membelai d**a Kaizen. “Pergi seenaknya, pulang seenaknya. Kau pikir sedang menipu siapa?” Daia Patti