Nadira langsung tegang. Wajahnya yang tadinya santai kini berubah serius. Pandangannya kosong sejenak, dan napasnya terasa lebih berat. Tangan yang menggenggam ponsel bergetar tanpa sadar. Hatinya berdebar kencang, seolah-olah dunia di sekitarnya berhenti sejenak. Dia menatap layar ponsel itu berulang kali, memastikan kalau dia tidak salah baca. Pesan itu terasa menghentak kesadarannya dengan begitu keras. Seolah-olah ada pintu misteri yang selama ini terkunci rapat tiba-tiba dibuka sedikit. "Hei, Nadira... kamu baik-baik saja?" Jenny yang duduk di seberangnya, menyadari perubahan ekspresi Nadira. Suara Jenny terdengar cemas, sementara tangannya mencoba menyentuh bahu Nadira dengan lembut. Nadira tersentak, cepat-cepat mengunci layar ponselnya dan menaruhnya di atas meja. Wajahnya sed

