BAB 11 : Bimbang dan Takut

1351 Words

Di jam-jam siang, kafe biasanya lebih ramai. Sharvani pun turun langsung membantu di bagian kasir. Tak jarang, dia juga ikut mengantarkan pesanan ke meja para pengunjung. Untungnya, selama trimester pertamanya ini, dia tidak terlalu sensitif terhadap bau-bauan yang ada di kafe. Justru, dia malah semakin menyukai aroma kopi, kue, dan wangi manis lainnya. Selama pusing dan mual tidak datang menyerang, bekerja terasa menyenangkan bagi Sharvani. Saat ini, dia sedang melayani transaksi pembayaran pemesanan. Saking fokusnya menatap layar mesin kasir, dia tak memperhatikan siapa orang yang kini mengetuk meja di depannya. Tapi tanpa mengalihkan pandangan, dia tetap tersenyum dan bertanya, “Iya, Kak, mau pesan apa?” Beberapa detik berlalu tanpa jawaban. Akhirnya, Sharvani pun menoleh, dan senyum

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD