Dua Puluh Delapan

1011 Words

Dia menatap lurus ke arah gerbang sekolah, jam pulang adalah jam yang sangat ditunggu oleh anak sepertinya. Bisa cepat sampai di rumah, bermain sepuasnya, atau mengeluarkan peralatan menggambar. Jika biasanya dia akan berbaur dengan temannya, saat ini dia lebih memilih sendiri. Sesekali matanya melihat kawan-kawannya yang dipeluk oleh mamanya yang menjemput, atau digendong manja oleh papanya menuju parkiran sekolah. Alangkah bahagianya. Dia memang cuma anak kecil, tapi mengerti dengan apa yang dilihat dan didengarnya. Selama ini ibunya tak pernah menceritakan dengan jelas siapa ayahnya, ibunya hanya menghindar dan mencari alasan. Dia sempat menganggap Juan adalah ayahnya, tapi berulang kali ibunya menekankan, bahwa Juan hanya sekedar paman. Bukan ayah. Dia menyukai Juan, tapi dia tak bis

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD