Aida tersenyum kecil saat Ye-Jun menyematkan cincin ke jari manis Aida. Mamah Aida dan ibu Ye-Jun yaitu tante Hana pun terlihat menitikkan air mata haru, Jordan bahkan sudah bertepuk tangan paling kencang.
Setelah Aida dan Ye-Jun menyematkan cincin pernikahan mereka, Ye-Jun menangkup pipi Aida dan tanpa aba-aba langsung mencium bibir Aida yang langsung membuat para tamu bersorak heboh.
Jordan yang menjadi Best man Ye-Jun sudah bersiul-siul heboh pada pasangan pengantin baru itu.
Pastor yang belum memberi aba-aba untuk mencium sang mempelai wanita pun hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Saat bibir Ye-Jun menempel pada bibirnya tanpa peringatan itu, mata Aida membulat kaget dengan serangan ciuman yang Ye-Jun berikan.
Wajahnya langsung merah padam karena Aida benar-benar tidak menyangka akan mendapat ciuman di depan banyak orang.
Demi apapun, itu adalah ciuman pertamanya dan ia melakukan nya di depan banyak orang!
Aida menatap Ye-Jun dengan wajahnya yang masih merah padam dan sialnya lagi, matanya sekarang sudah tidak fokus pada wajah Ye-Jun melainkan pada bibir pria yang sudah menjadi suaminya itu.
"Iiissshh! Kalau mau cium-cium tuh bilang-bilang dulu!" kata Aida sambil menyembunyikan wajah merahnya dengan kedua telapak tangannya.
Para tamu yang melihat Aida malu-malu langsung tertawa.
Ye-Jun pun ikut terkekeh dan mendekatkan wajahnya pada telinga Aida,
"Ciuman pertama ya? nanti bakal aku kasih yang lebih enak dari ciuman." katanya menggoda dengan senyum jahilnya.
Aida yakin sekarang wajahnya pasti sudah se merah buah tomat. Aida tidak menyangka jika Ye-Jun bisa swjahil ini.
Muka nya mendadak panas mendengar kata-kata Ye-Jun itu. Ye-Jun tertawa geli melihat istri mungil nya berubah merah padam hanya karena kata-katanya.
Setelah insiden yang membuat Aida malu luar biasa itu, akhirnya mereka melakukan resepsi pernikahan mereka yang di adakan di salah satu hotel terkenal di soul, resepsi yang sudah di sepakati oleh Aida dan Ye-Jun yang ingin lebih privasi akhirnya memutuskan hanya mengundang 200 tamu yang kebanyakan adalah keluarga dan teman dekat dari kedua mempelai pengantin.
Aida mengundang sahabat-sahabatnya yang di Indonesia, sebagian dari mereka hadir namun sebagian hanya mengucapkan selamat lewat pesan grup dan meminta maaf tidak bisa datang karena pekerjaan dan memang terlalu jauh yang dengan sangat di maklumi oleh Aida.
Karena Ye-Jun benar-benar tidak ingin mempublikasikan pernikahan mereka.
Aida meminta pada teman-temannya untuk tidak menggugah foto pernikahan mereka, kalau pun ingin menggugah setidaknya Aida ingin wajah Ye-Jun di beri stiker agar tidak terlihat.
Saat di tanya mengapa, hanya di jawab dengan Aida tidak ingin semua orang melihat wajah suami nya. Dan para sahabat Aida hanya ber 'O' ria.
Mereka menyangka Aida terlalu posesif terhadap suami
nya yang tampan dan dengan senang hati mereka menyetujui keinginan Aida.
Bahkan saat mereka pertama kali melihat Ye-Jun beberapa dari teman Aida yang menyukai K-pop terkejut saat mereka tahu Aida menikahi salah satu bintang K-Pop yang sedang naik daun dan mereka dengan heboh meminta tolong pada Aida agar Ye-Jun mau memberikan tanda tangan pada mereka yang di tanggapi kekehan geli Aida.
Walaupun tidak mengundang banyak tamu, namun hari itu benar-benar melelahkan untuk Aida dan Ye-Jun.
Begitu resepsi mereka selesai Aida langsung pergi dari ballroom menuju kamar yang sudah di pesan oleh tante Hana.
Ia ingin segera melepas baju pengantin dan menghapus make up nya.
Aida melepaskan dengan hati-hati gaun cantik yang menjadi gaun pengantinnya hari ini. Aida sengaja membuat sendiri rancangan gaun pengantinnya, ia ingin gaun yang di pakai nya ini bisa ia berikan pada anaknya kelak jika ia memiliki anak perempuan,atau jika ia memiliki anak laki-laki ia akan menghadiahi untuk menantunya. Maka dari itu Aida membuat gaun itu secantik dan se-spesial itu.
Setelah mandi dan memakai piyama tidurnya, Aida menyimpan gaun nya di tempatnya untuk di laundry besok.
Aida duduk di depan meja rias, mengambil kotak peralatan skincare nya dan meletakkannya di depannya.
Ia mengambil cleanser dan menuangkannya ke kapas lalu membersihkan makeup di wajahnya, lalu ia mengambil sabun cuci dan kembali ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Saat Aida keluar dari kamar mandi, ia melihat Ye-Jun sudah ada di kamar mereka dan sedang melepas jas nya.
Aida kembali duduk di depan meja rias nya lalu melihat pantulan suaminya itu dari kaca.
"Mandi sana, terus gantung jas nya di gantungan itu biar besok aku laundry sekalian sama gaun ku. Nanti aku siapin piyama kamu." kata Aida sambil menepuk-nepuk wajah nya pelan.
Ye-Jun menatap istri nya dan mengeluarkan senyum jahil nya,
ia mendekati Aida yang sedang mengoleskan krim malam di wajah nya.
Ye-Jun sengaja berjalan sambil membuka kancing kemeja nya secara perlahan dengan tampang menggoda. Aida yang melihat kelakuan Ye-Jun itu langsung berbalik menghadap suami nya dengan wajah yang sedikit was-was.
Biarpun Aida masih perawan tapi Aida tidak polos-polos sekali mengenai seks, apalagi sekarang mereka sudah menikah, jadi ia tahu kalau mereka pasti akan segera melakukan 'itu'.
Dengan jantung yang sial nya sudah berdebar-debar sejak tadi, ia menempelkan punggungnya pada ujung meja.
Aida menatap Ye-Jun ngeri, "M-mau apa kamu. Sana mandi." Cicit nya.
Ye-Jun mengangkat sebelah alis nya lalu satu tangan nya mengusap dagu nya, satu tangan yang lain ia taruh di sebelah Aida.
Ye-Jun menunduk lalu mendekatkan wajah nya sambil menggigit bibir bawahnya, Aida yang melihat itu hanya bisa komat-kamit dalam hati berharap hatinya masih mampu untuk berdetak.
Saat wajah Ye-Jun semakin dekat, tanpa pikir panjang lagi Aida langsung memejamkan mata nya erat.
Mungkin kah ia akan melakukan ninuninu sekarang juga??
Tuhaaannn, Aida belum siap!
Namun setelah menutup mata nya sejenak, Aida tidak merasakan apa-apa justru ia mendengar kekehan tertahan dari Ye-Jun.
Aida membuka sebelah mata nya perlahan, ia mendapati Ye-Jun yang sedang membekap mulut nya sendiri sambil menahan tawa nya.
Melihat kelakuan pria di depan nya itu wajah Aida langsung merah padam karena merasa malu sendiri.
Begitu Ye-Jun melihat muka merah Aida, ia tidak bisa lagi menahan tawa nya. Akhirnya meledak lah tawa nya, ia sampai memegang perutnya bahkan Ye-Jun sampai mengeluarkan air mata!
Aida yang melihat tawa suami nya itu justru membuatnya kesal bukan main, dengan sekuat tenaga Aida mendorong Ye-Jun sekuat tenaga.
"Kau mengesalkan! Kau bilang aku tidak boleh jatuh cinta padamu! Lalu kenapa kau malah menggoda ku seperti ini?! Kau benar-benar menyebalkan!!" teriak nya lalu berlari menuju kasur dan menggulung kan diri di dalam selimut.
Aida menggembung kan pipi nya, pipi nya masih bersemu merah karena kejahilan Ye-Jun tadi.
Ye-Jun menarik sebelah alis nya, melihat Aida yang meringkuk di dalam selimut membuatnya benar-benar gemas.
Ia menggelengkan kepala nya lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, badannya sudah sangat lengket.
Ye-Jun memasuki kamar mandi, membuka pakaian nya dan meletakkan nya di keranjang pakaian kotor.
Ye-Jun menyalakan keran, memutar nya ke arah panel merah untuk air hangat.
Ia berdiri di bawah shower, begitu air hangat menyentuh kulitnya Ye-Jun merasa sedikit rasa lelah nya terangkat. Ye-Jun melirik jari nya yang kini tersemat cincin pernikahan, ia menggosok muka nya kasar, menghembuskan nafas nya keras.
Apa ia benar-benar sudah menikah? Rasanya ini seperti mimpi untuk nya.
Pria itu ingat saat ibu nya tiba-tiba menawari Ye-Jun untuk mengikuti perjodohan dengan putri dari teman ibu nya itu.
Awalnya Ye-Jun menolak, pertama karena karirnya sedang memang sedang naik dan kedua Ye-Jun masih belum bisa melupakan wanita itu.
Wanita pertama yang mampu membuatnya terpana tapi juga menjadi wanita pertama yang membuatnya merasakan sakit hati terdalam.
Berbagai bujukan di lancar kan oleh ibu nya tercinta agar ia menerima perjodohan ini hingga memunculkan drama yang di buat oleh ibu nya itu.
Ibu nya memutuskan kabur dari rumah!
Bayangkan bagaimana panik nya Ye-Jun saat di hubungi oleh bibi yang menjaga ibu nya itu memberitahu jika ibu nya kabur dari rumah.
Ponsel bergetar saat Ye-Jun sedang dalam pemotretan. Awalnya ia abaikan namun karena deringan ponsel itu tidak berhenti ia meminta maaf dan meminta ijin untuk mengangkat ponsel nya itu.
Nama Bibi Su terpampang di layar ponsel nya, ia mengerutkan dahi nya bingung karena jarang sekali wanita paruh baya itu menghubungi nya jika tidak sangat penting.
Ye-Jun menggeser icon hijau ke kanan dan menempelkan ponsel itu di kuping nya.
Belum sempat ia berkata Halo wanita tua itu dengan panik langsung berteriak,
"Nyonya Hana menghilang! Bagaimana ini tuan muda?!" jerit nya panik.
Ye-Jun yang mendengar kepanikan dari suara wanita tua itu berusaha untuk menenangkan nya.
"Bi tolong tenang lah, apa maksudnya eomma kabur dari rumah? Bagaimana bisa? Mungkin eomma hanya jalan-jalan seperti biasa." kata Ye-Jun menenangkan walaupun ia sendiri sedikit khawatir.
Ye-Jun memijat dahi nya, begitu menenangkan wanita tua yang menjadi asisten pribadi ibunya itu, ia menutup ponsel nya dan menghela nafas panjang tidak habis pikir dengan kelakuan ibu nya itu.
Begitu selesai melakukan pemotretan Ye-Jun langsung pamit dan meminta manajer nya itu membatalkan salah satu wawancara yang harus ia datangi setelah ini.
Rasanya akan sangat kurang ajar jika ia tidak mencari ibu nya saat ini juga.
Sambil berjalan menuju tempat ia memarkir kan mobilnya, Ye-Jun menghubungi nomor Hana tapi ponsel wanita itu tidak aktif sejak tadi.
Rasa khawatir Ye-Jun semakin meningkat, pasalnya ibu nya itu bisa bertingkah di luar pikiran nya. Ia takut jika ibu nya berbuat ceroboh dan mencelakai dirinya sendiri.
Ye-Jun masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan nya sambil tangan nya terus sibuk menghubungi nomor ibu nya yang sial nya tetap tidak aktif.
Dengan kesal Ye-Jun menaruh kasar ponsel itu di depan dasbor mobilnya, ia menginjak pedal gas mobilnya kencang dan mengemudikan mobilnya itu di luar batas kecepatan.
Untung saja malam sudah sangat larut sehingga keadaan jalan raya di Soul sepi. Ia benar-benar ingin segera sampai di rumah dan berharap jika ini hanya lah salah satu lelucon ibu nya itu.
Begitu ia sampai di depan rumah orang tua nya, memarkir kan mobilnya dengan rapi.
Ye-Jun langsung melangkah keluar mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah.
Di dalam ia hanya mendapati Bibi Suu yang tengah terduduk di kursi meja makan dengan wajah yang ia sembunyikan di kedua telapak tangan nya itu.
Rasa khawatir Ye-Jun semakin besar, ia mendekati wanita tua itu dan berjongkok.
"Bibi." panggil Ye-Jun lembut. Wanita tua itu melihat ke arah majikan muda nya itu. Matanya sudah berkaca-kaca. Ia sungguh mengkhawatirkan nyonya majikan nya.
Bibi Suu menyerahkan secarik surat kertas yang di tujukan untuk Ye-Jun. Ye-Jun mengerutkan dahi nya sambil menerima surat kertas itu lalu menatap wanita tua di depan nya dengan pandangan bertanya yang hanya di jawab dengan gelengan tanda ia juga tidak tahu.
Ye-Jun membuka surat itu perlahan dan membaca nya pelan.
Dear putra ku tersayang ,Ye-Jun.
Ibu memutuskan untuk pergi dari rumah karena kau menolak perjodohan ini. Jika kau menyayangi ibu mu yang sudah tua ini, terima lah perjodohan ini. Dengan begitu ibu akan pulang.
P.s. : Jangan beritahu ayah mu!
With love
Hana
Ye-Jun menghembuskan nafas nya kasar. Sungguh ia benar-benar tidak mengerti apa mau ibu nya.
Dengan perasaan yang sedikit lega karena setidaknya dia tahu ibu nya baik-baik saja.
Pria itu merogoh kantong celana nya lalu mengeluarkan ponsel nya, mengirim voice note pada sambungan ke nomor ibu nya yang masih tidak mengaktifkan ponselnya memberitahu bahwa ia bersedia untuk mengikuti perjodohan itu.
Dan disini lah Ye-Jun berada, di kamar hotel tempat ia dan istri nya beristirahat setelah pesta pernikahan mereka.
Lagi-lagi Ye-Jun menghembuskan nafas nya.
Ia sudah memberitahu Aida jika wanita itu tidak boleh jatuh cinta pada nya, tapi sejak kejahilan pertama nya menggoda Aida ia menjadi ketagihan untuk selalu menggoda wanita itu.
Mau bagaimana lagi reaksi pipi nya yang bersemu atau wajah merah padamnya terlihat menggemaskan di mata Ye-Jun.
Jika ia melarang Aida untuk tidak jatuh cinta pada nya, bagaimana jika nanti justru ia yang jatuh cinta pada wanita itu?
Ye-Jun menggelengkan kepala nya, ia tidak akan jatuh cinta pada siapa pun. Siapapun!
***