FAKE

1236 Words
Tititit. Suara dari monitor ECG (electrocardiogram) tak menunjukkan perubahan. Pertanda tak ada kemajuan yang Ao alami. Padahal sudah lima hari berlalu. Tapi, Ao terlihat semakin menikmati keadaannya. Sejak awal Wedding setia menunggui Ao. Menurutnya semua yang terjadi adalah kesalahannya. Selain ia, kedua orangtua dan pelayan pribadinya juga setia menanti. Entah sudah berapa kubik air mata yang mereka teteskan. Keenam teman Wedding sebenarnya juga sangat ingin menunggui Ao. Tapi, diri mereka di kehidupan yang lain tak bisa banyak berkompromi. Hidup memang pilihan. Dan bukan selalu pilihan yang mudah. Begitu juga dengan pilihannya untuk tidak memberitahu Shuuya tentang keadaan sahabatnya. Jika ia memberitahu Shuuya bisa dibilang semua akan tamat. Wedding tak bersedia meninggalkan Ao. Jika Shuuya datang ia akan mengetahui identitas seorang Sashi Takuta, manajernya, pamannya. Tapi, jika ia melakukan itu ia akan membuat Shuuya khawatir. Shuuya adalah peninggalan kakak perempuannya yang harus dijaga. Hidup memang pilihan. Dan bukan selalu pilihan yang mudah. Sekarang Wedding hanya bisa mengabari ke Hakuseki bahwa Ao harus pergi ke luar negeri untuk suatu urusan. Sebenarnya itu saran dari ayah Ao, Kazuki atau yang biasa dipanggilnya Friederich-sama. Karena dalam otaknya sebenarnya ia sudah tak dapat memikirkan apa pun. Tillilit tilililit. Tiba-tiba telepon genggamnya berdering. Saat dilihatnya yang menelpon adalah nomor Shuuya wajahnya gugup seketika. Ia segera berlari keluar ruangan. “A, ada apa?” Di sisi seberang Shuuya langsung berteriak, “Bukan ada apa! Kau lupa malam ini aku akan mengadakan konser? Seharusnya kau ada di sini. Semua pekerjaan jadi dilakukan oleh asistenmu. Kau harus sampai disini kurang dari satu jam!” “Aku tidak bisa. Saudaraku sedang sakit. Aku tak bisa meninggalkannya.” “Apa kau pikir aku sendiri tenang melakukan konser sementara sahabatku pergi tanpa mengucapkan apa pun padaku? Tidak mungkin ia seperti itu. Pasti sesuatu yang buruk terjadi padanya.” Wedding menenggak ludahnya. “Saat seseorang memutuskan untuk masuk ke dunia hiburan itu berarti orang tersebut telah mendedikasikan hidupnya untuk menghibur orang lain. Aku menyadari pilihan yang terpaksa kubuat ini. Hidup memang pilihan. Dan bukan selalu pilihan yang mudah.” Tanpa disadarinya air mata menetes dari pelupuk. Ia merasa semakin berdosa pada Shuuya. “Hah,” kejutnya saat menyadari seseorang menepuk pundaknya. Orang itu adalah Akihara. “Pergilah! Masih ada kami di sini. Master akan baik-baik saja.” Dengan berat hati langsung ia masukkan telepon genggam ke dalam salah satu saku celana dan melihat wujud Ao dari celah pintu. Aku akan segera kembali, batinnya bertekad dalam hati. Ao. Shuuya. Ao… Shuuya…? Ao atau... Shuuya…? Hidup memang pilihan. Dan bukan selalu pilihan yang mudah. Wedding tidak tahu bagaimana akhirnya langkah menggerakkan tubuhnya sendiri menuju tempat SHUU akan mengadakan konser. Dilihatnya di luar penonton yang didominasi oleh perempuan berwajah semangat akan menyaksikan idolanya secara langsung. Mereka adalah orang-orang yang haus akan hiburan. Orang-orang yang ingin bahagia. Dan untuk itu semua sang penghibur, bagaimanapun perasaannya tetap harus menyuguhkan penampilan terbaik. Kini Wedding sadar. Mungkin perasaan Shuuya jauh lebih keruh darinya. Shuuya yang dibohongi. Shuuya yang kehilangan. Setelah masuk didapatinya sang bintang tengah menunggu di ruang make-up dengan wajah kuyu. Wajah yang sendu karena mengkhawatirkan sahabatnya. Wajah yang mengharapkan balasan pesan. Wajah yang memohon jawaban. Wajah yang menatap cermin. “Shuuya san?” panggil Takuta. Shuuya tak menoleh. “Kau lebih cepat dari yang aku kira sebelumnya.” Anak remaja itu berkata tanpa intonasi. “Ao itu temanmu, ‘kan? Yang anak pintar itu. Memang dia kenapa?” tanya Takuta. Shuuya menjawab, “Sudah hampir satu minggu lamanya tak ada kabar apa pun dari dia. Sejak kedatangan pemuda bernama Akihara itu juga Ao jadi semakin aneh dan lebih sering menyendiri. Aku merasa sangat khawatir dan tidak tenang. Aku tahu kabar yang diberikan oleh orang Yatsuhisha itu bohong.” “Kenapa kau bicara seperti itu?” tanya Takuta. Shuuya menjawab, “Aku sudah memeriksa jadwal keluarga Ryukamine. Ryukamine Ao tak memiliki kepentingan yang mengharuskannya ke luar negeri. Bahkan ia tak ada di rumahnya.” Benar juga. Jika benar Shuuya adalah seorang Rieki Shinmei. Ia pasti memiliki seorang shinigami. Shinigami yang telah membuat kontrak dengan manusia akan menjadi b***k yang bisa melakukan apa saja. Aku harus memancingnya untuk mengatakan kebenaran soal shinigami itu. Tapi, sebentar. Jika aku melakukan itu bisa-bisa Shuuya malah mencurigaiku balik. Tidak menutup kemungkinan ia akan membunuhku. Diriku yang seorang Wedding Nehl ini. Seseorang yang tak memiliki hubungan apa pun dengannya. “Bagaimana kau bisa lakukan semua itu?” tanya Takuta. Shuuya melihat Takuta dari balik pantulan cermin. Cermin rias yang di tiap sisinya terdapat lampu yang bercahaya terang. “Aku…” Kata-kata yang Shuuya lontarkan memantul pada dinding-dinding perasaan Wedding. Ia bilang aku. “…memiliki shinigami.” Kata-kata menabrak keutuhan logikanya. Ia bilang memiliki shinigami. Shuuya tersenyum dan bangkit dari duduknya. “Tidak perlu kau pikirkan lebih jauh.” “Se, sebentar Shuuya san! Apa maksudmu bahwa kau adalah seorang Rieki Shinmei?” tanya Takuta dengan intonasi suara dan tatapan wajah yang sangat gugup. Shuuya tersenyum lagi. “Iya.” Ia menggulum bibirnya. Dalam hatinya berpikir tidak masalah jika ia memberitahukan pada Takuta. Toh, Takuta juga kan bukan siapa pun. Ucapannya barusan juga hanya akan dianggap candaan. Pikirnya. Klik. Save record. Maafkan aku Shuuya. Tapi, aku bukan Takuta yang kau pikirkan selama ini. Kemudian waktu berjalan tanpa mengeluarkan suara. Wedding merasa dunianya bisu. Ia melakukan tugasnya dengan sempurna seperti biasa. Waktunya SHUU naik ke atas panggung. Para penonton bersorak ria. “Aku SHUU!” teriaknya sambil menunjuk ke arah penonton. “Waaa!!!” “Whooo!!!” “Whiiii!!!” Karena tidak ingin kegiatan sekolahnya terganggu akhir-akhir ini SHUU menolak untuk terlalu banyak menggelar konser maupun jumpa fans. Berita hubungannya dengan Hatsuka Akane pun telah ditepis oleh pihak manajemen SHUU dan telah mendapat konfirmasi dari Hatsuka Akane sendiri. SHUU memang bintang besar. Ia tidak mendapatkan semuanya dengan instan. Ibunya, Yoko Hashimoto merupakan seorang model terkenal pada masanya. Sejak Shuuya kecil ia telah menyadari potensi putranya. Shuuya tampan, jago berpose di depan kamera, pandai berakting, suaranya merdu. Shuuya adalah bintang yang diharapkan Yoko untuk meneruskan jejaknya. Padahal Shuuya sama sekali tidak berminat dengan itu semua. Ia lebih tertarik untuk mengikuti jejak ayahnya, Senaka Hashimoto, sebagai seorang pilot pesawat tempur. Senaka lebih memikirkan perasaan Shuuya. Hanya Senaka yang akan mendukung pendapat Shuuya untuk menolak acara televisi atau kegiatan hiburan lainnya. Namun, semua berubah saat Senaka meninggal karena kecelakaan pesawat yang dikendalikannya. Shuuya hancur. Remuk redam. Ia bertanya-tanya pada Tuhan mengapa harus ayahnya yang mati. Pasti semua adalah kesalahan. Tuhan salah karena telah mencabut nyawa seseorang yang sangat baik. Setelah itu Yoko jadi bebas untuk mengatur Shuuya. Memenuhi ambisinya untuk melahirkan seorang bintang. Shuuya yang pasrah hanya bisa menunduk takluk. Hingga beberapa tahun kemudian sosok Erick muncul dalam hidupnya. Memberikan pilihan untuk dendam Shuuya. Tidak seharusnya ayahnya mati. Yang seharusnya mati adalah ibunya. Yoko pun menjadi manusia pertama yang mendapat ultimatum kematian dari sang calon dewa, Rieki Shinmei, utusan langit, Hashimoto Shuuya, putranya sendiri. Shuuya memang hebat, pikir Wedding. Namun, di balik gemerlap lampu panggung yang menyinari wajah Shuuya. Tampak kerlip di bawah matanya. Kerlip dari cahaya yang memantul ke air matanya. Air mata untuk Ao. Sahabatnya. Seminggu yang lalu. “Ao kun, aku akan mengadakan konser,” beritahu Shuuya. “Waah benarkah? Aku pasti akan datang,” respon Ao ceria. “Satu minggu lagi. Di JCB Hall Tokyo.” Namun, Ao tidak datang. Entah apa yang terjadi padanya. Shuuya yakin Ao tak akan membohonginya. Pasti terjadi sesuatu pada sahabatnya itu. Dan ia akan meminta Erick untuk mencari tahunya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD