THE MATTER “IS”

403 Words
Di dalam suatu ruangan rapat sebuah gedung yang terdapat di tanah antah berantah. Tengah terjadi perdebatan panas diantara para petinggi God of Death Dispatch Competence. Alias para dewa kematian. Malaikat pencabut nyawa manusia. The reaper. Shinigami. Mereka tengah membahas tentang seorang dewa kematian yang gemar membuat ulah. Pelanggar hukum shinigami paling tinggi. Ia memiliki nama Keaven. “Kini Raja Bataa telah tidak ada lagi. Ia terpaksa gugur ketika mencoba untuk melakukan perlawanan kepada Keaven,” ujar seorang dewa kematian senior. Dengan intonasi yang sangat serius. “Berdasarkan semua laporan ini. Karena Keaven telah melakukan pertukaran kontrak ilegal dengan seorang manusia. Kekuatan yang ia miliki jadi begitu berlipat-lipat ganda jika dibanding dengan dewa kematian biasa. Apabila Sang Raja sebagai pemilik kekuatan tertinggi diantara para shinigami saja tidak mampu mengalahkannya… bagaimana kita mampu melakukan sesuatu?” tanya seorang shinigami berpangkat tinggi yang lain. “Padahal menghubungkan antara dua kehidupan dunia makhluk seperti kita dengan kehidupan fana para manusia di dunia itu adalah merupakan pelanggaran besar yang tak akan bisa diberi ampun lagi,” geram seorang dewa kematian yang lain. “Bukan hanya itu saja, bukan? Dia juga sudah melakukan kejahatan besar dengan menyerang sesama shinigami. Ia juga mencabut nyawa manusia yang nama maupun identitasnya tak ada dalam Death List. Menimbulkan kekacauan besar yang tidak terbayangkan di dunia manusia,” tambah shinigami senior lain. “Ketua, kita harus segera memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah ini!” bujuk seorang shinigami senior pada pemimpin pertemuan yang lebih banyak diam sejak pertemuan ini dimulai. Shinigami paling senior diantara para shinigami di sana itu tertegun. Ia menatap lima shinigami berlevel atas yang tengah berlutut dengan satu kaki di dekat meja rapat. Masing-masing dari mereka mengenakan armband berlainan warna. Memang tak ada pilihan lain selain menerjunkan mereka berlima, batinnya. “Masih ada satu cara lagi yang belum dilakukan. Kita belum sepenuhnya kalah dari Keaven. “Erick, Vate, Alexace, Names, Earn. Kerja sama kalian akan sangat dibutuhkan dalam tugas kali ini. Terutama kau, Erick,” tatap shinigami dengan wujud seperti monster beruang bersayap burung unta dengan lempengan besi tajam serta duri di sekujur tubuhnya itu. “Saya mengerti,” sahut Erick seraya menempatkan kepalan tangannya di dada. Demi menjalani tugas kali ini ia bersama keempat temannya memang telah bertransformasi dari wujud shinigami mereka menjadi seperti manusia. Keaven saat ini pun pasti sudah tidak menggunakan wujud shinigami-nya lagi untuk membaur dan menyebabkan banyak masalah di dunia manusia. Tunggulah aku, Keaven, tekad Erick mantap.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD