HORSE AROUND

1552 Words
Kehidupan biasa SMA Hakuseki pun dimulai lagi. Dengan Erick Haires yang terkenal. Artis berprestasi Shuuya Hashimoto. Dan seorang anak yang sangat biasa. Seringkali dianggap pengganggu oleh pelajar yang lain. Ao Ryukamine. Tak ada yang istimewa darinya. “Kau tahu? Wali kelas 2: 5 terkena serangan jantung saat tengah mengajar di kelasnya. Setelah aku cari informasi tentangnya. Rupanya ia baru saja bercerai karena kasus perselingkuhan. Ia meninggalkan anaknya yang sedang sakit parah sehingga meninggal karena tak punya biaya,” kata Ao pada Shuuya di lorong depan kelas mereka. “Eh? Tumben kau membicarakan itu di sekolah.” Ao mengulum bibirnya. “Apa menurutmu dia pantas mati?” tanyanya tersenyum jahil. Keringat dingin langsung membasahi wajah Shuuya. Demi Izanagi dan Izanami. Ia berani bersumpah bukan ia yang mencabut nyawanya. “Kenapa kau bicara begitu? Rupanya kau masih melanjutkan penyelidikan bodohmu itu.” “Master memintaku mengumpulkan kalian semua. Di balik kecurigaannya ia berharap kita benar-benar bisa menguak kasus ini.” “Oi Ao-kun! Rupanya kau benar-benar berhubungan dengan organisasi aneh itu ya?!” tanya Shuuya. “Aku dibayar untuk melakukan itu semua. Selepasnya aku memiliki ketertarikan pribadi untuk menyelidiki kasus ini sendiri.” “Ba, bagaimana mungkin?” “Sudah kubilang. IQCI berhubungan dengan seseorang yang mengaku sebagai God Order. Ia menggunakan nama Mazeltov. Darinya mereka mendapatkan banyak informasi tentang bagaimana cara mengidentifikasi perbedaan antara manusia biasa yang disebut ‘Human’.Dan mereka. ‘God Order’ atau ‘Rieki-Shinmei’.” Hah? b******k. Licik sekali. “Dari sana IQCI menduga bahwa yang terjadi selama ini adalah pertarungan antara God Order. Karena kelihatannya Mazeltov berusaha untuk melindungi dirinya sendiri. Dan memanfaatkan kami untuk mengalahkan God Order yang lain. Aku tidak tahu ini persaingan macam apa dan untuk memperebutkan apa. Tapi, ia beberapa kali menyebut adanya campur tangan ‘God Hands’. Maka manusia tak akan bisa menghentikan ini semua sampai ‘mereka yang pantas’ lenyap. Aku masih berusaha menerjemahkan maknanya. Hmm.” Ao bertopang dagu sambil beberapa kali menaikkan kacamata berbingkai hitamnya. “Si, siapa dia?” Siapa orang bodoh yang menyebut dirinya sebagai salah satu dari kami itu? “Sudah kukatakan ia menyebut dirinya Mazeltov. Semua datanya disembunyikan dengan sempurna. Tapi, dari caranya membantu IQCI. Mereka tahu ia bersungguh-sungguh.” “Apa kau sendiri tidak mencurigainya? Bukankah itu berarti ia merupakan salah satu pelaku dari Lost Year yang telah terjadi selama ini?” tanya Shuuya. “Memang. Tapi, selama Master (pendiri IQCI) belum memutuskan tindakan lebih lanjut. Mereka tidak akan bisa melakukan apa pun.” Aku harus membicarakan ini dengan Erick! Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas. Waktu terus berjalan. Matahari semakin gagah menunjukkan sinarnya. Kelas mereka mulai ramai. “Shuuya-san!!!” teriakan cempreng seorang siswi mengudara dari arah pintu. Ia segera menghampiri Shuuya. Miyazaki Kana. Ia penggemar berat SHUU. “Mi, Miyazaki San? Ada apa?” “Sudah kubilang untuk memanggilku Kana-chan, ‘kan?” Suara hati Ao, chan? “Sudah lama aku tidak menemui Shuuya-san karena sibuk di urusan klub. Sekarang kau harus mengajakku kencan!” “Ah, ta, tapi?” Draak. Ao mendorong bangkunya kasar dan berdiri. “Kau tidak tahu kalau dia sekarang kekasih Hatsuka Akane?” Kana semakin merangkul Shuuya. “Itu hanya gosip kan, Shuuya-san?” Gadis itu menggelayutkan tubuhnya manja di pundak Shuuya. “Oh ya, Kurukamine!” “Namaku Ryukamine. Selain itu panggil aku dengan honorifiks,” protes Ao. Ia mengeluarkan sebuah buku dan membantingnya di meja Ao. “Untukmu kerjakan saja PR-ku. Shuuya, istirahat nanti kita bersama ya. Buh bye!” Saat gadis itu telah tak terlihat Shuuya menengok simpatik pada Ao. “Maaf, ya.” “Sudah biasa.” Setiap hari seperti ini. Anak-anak malas yang menyebalkan itu selalu memaksa Ao untu mengerjakan PR mereka. Jika Ao mengadu pada guru tak jarang pulang sekolah ia akan dikeroyok sampai harus bermalam di rumah sakit. Orang jahat memang selalu bersama. Orang jahat memang selalu menang. Orang jahat yang pantas mati. Saat istirahat. “Shuuya-san. Mulai saat ini kau harus selalu bersamaku.” “Aku tak punya alasan untuk itu.” “Oh ya? Bagaimana dengan ini?” katanya sambil menunjukkan berlembar-lembar foto pada Shuuya. “I, ini?” Tangannya tak bisa bergerak melihat belasan foto dirinya yang tengah mengobrol dengan Ao maupun Erick di tempat sepi saat pagi hari. “Lalu, apa maumu dengan ini?” “m**o! Kau tidak mau kata itu menjadi headline surat kabar bulan depan kan? Pamanku adalah pemilik perusahaan surat kabar terkenal. Akan mudah untuk membuat se-Jepang gempar karena pangerannya ternyata penyuka sesama jenis! Hwahaha!!!” Ga, gadis ini harus mati… “Ohya! Apa kau tahu? Aku pernah melihatmu menggenggam tangan si aneh Ao itu. Aku juga punya foto yang mengambil posemu seolah-olah tengah mencium Erick Sama.” “Ke, kenapa kau melakukan ini padaku?” “Sejak kedekatanmu dengan si Akane itu aku khawatir padamu. Aku khawatir kau pergi. Berlari dari kenyataan bahwa kau hanyalah milikku. Milikku seorang. SHUU.” Perasaan manusia adalah suatu potensi untuk menyakiti dan disakiti. 20:00. Shuuya. Di kamarnya. Pemuda itu memandangi tumpukan majalah yang tersusun rapi di rak. Itu semua adalah majalah-majalah yang yang didalamnyamemuat artikel tentang dirinya. Sudah lama sekali sejak ia pertama memulai debut di dunia hiburan sebagai anggota trainee sebuah boyband. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk bersolo karir. Kira-kira tujuh sampai delapan tahun yang lalu. Selama itu jugalah. Dirinya telah kehilangan dirinya. Tiba-tiba Bibinya berteriak dari lantai bawah, “Shuuya Kun, temanmu datang!” Teman? Apa aku membuat janji dengan Ao? Kurasa tidak. “Suruh naik saja,” jawabnya. Membalas berteriak. Pintu terbuka oleh Bibi Nagaoka Yatsuko. Bibi dari pihak ibu. Dibelakangnya berdiri sesosok pemuda berambut pirang. Shuuya langsung menyambar armband berwarna merah dengan strip putih di atas meja. Langsung dikenakannya dan menatap pemuda bule itu dengan tampang garang. “Erick! Apa kau gila? Untuk apa kau menemuiku di rumah?” “Sudah kubilang aku bosan dengan permainanmu. Jika lebih lama begini aku akan membunuhmu dan mencari Aspirant baru.” “Keputusan siapa yang berhak menjadi Aspirant ditentukan oleh God Command. Kau tak bisa melakukannya.” Erick beranjak duduk dan menggaruk belakang kepalanya. “Ketahuan ya?” “Bagaimana penyelidikanmu?” Erick mengeluarkan sebundel kertas yang telah di jilid. Hasil dari pencariannya mengenai IQCI. “IQCI baru didirikan beberapa tahun yang lalu. Khusus untuk menyelidiki fenomena Lost Year. IQCI didirikan oleh seseorang yang hingga kini tidak diketahui identitasnya. Berjulukan Master yang juga memegang seluruh porsi kendali IQCI. IQCI mengkhususkan diri untuk menyelidiki kasus yang dianggap aneh maupun mustahil dipecahkan oleh penyidik biasa. Seperti kasus p*********n s***s tahun 2018 yang menggunakan rekayasa armonica dan semacam itu. Sepanjang berdiri mereka adalah badan dalam bayangan yang sangat berjasa dalam menuntaskan kasus-kasus yang dianggap terlalu sulit. Kasus yang dianggap tidak masuk akal.” “Ao juga menyebutkan tentang itu. Lalu?” “Aku sudah menyusup kedalam sistem kemanan mereka dan mencuri beberapa informasi. Ryukamine Ao adalah korban penjualan anak yang tinggal di panti asuhan yang didirikan oleh IQCI yang berfungsi menampung anak-anak korban kasus seperti itu.Terletak di Washington DC. Tapi karena kecerdasannya, IQCI kemudian mengadopsi Ao sebagai anggota mereka. Ditulis disini posisinya sebagai Agent Assistant.” “Apa itu berarti ia membohongiku? Ia bukan bayaran biasa. Lagipula Washington DC? Aku sendiri besar di luar negeri. Tapi kenapa terasa aneh?” “Kau bisa pikirkan itu nanti. Aku minta imbalanku.” “Dasar tidak sabaran.” Shuuya segera mengeluarkan pena bulu emasnya. Kemudian muncul sebuah kertas yang semakin lama semakin panjang. Di atasnya berisi berbagai tulisan dengan berwarna merah. “Kuserahkan titah ini padamu!” Erick berlutut dihadapannya. “Acrostic!” Di lantai kayu yang biasa itu muncul cahaya dan berbagai simbol yang aneh. Seolah tekanan dari kekuatan yang begitu besar muncul dari lantai mengangkat rambut dan ujung pakaian mereka. Sudah setengah tahun Shuuya tak melakukan ini. Perasaannya seperti saat pertama. Kapan itu ya? Erick melihat ke arah gulungan bercahaya di tangannya. Matanya memandang tak percaya melihat lebih dari 10.000 deret nama yang tertoreh dalam urutan keputusan akhir itu. “Jadi kau menungguku sekian lama untuk daftar sebanyak ini? Oke. Jadi ingat saat pertama ya?” “Aku tak mau mengingat satu tahun merepotkan itu.” “Kau hebat. Keputusanmu tepat. Memang manusia-manusia inilah yang ingin segera kuakhiri record-nya. Baiklah, akan kuselesaikan dengan cepat. Dua hari seperti biasa. Tapi kau ingat kan resiko jika manusia yang putuskan disini sebenarnya belum pantas mati?” “Score-ku akan berkurang dan diberikan menjadi sisa hidup si manusia. Aku paham itu. Makanya aku membutuhkan waktu lama untuk memutuskannya.” “Kau kalah telak dari Contractor-Keaven. Di awal ia pernah mencabut 100.000 nyawa manusia yang masuk daftarsuitable death (namun namanya belum muncul dalam DeathList—dan itu pelanggaran) hanya dalam selang 12 jam. Bagaimana kau mau mengalahkannya?” “Sudah kubilang, AKU TAHU APA YANG AKU LAKUKAN!” “Oke, sorry.” “Apa kau akan tahu jika ada Rieki-Shinmei yang lain?” “Setiap manusia diikuti oleh Shinigami. Itulah kenapa ada istilah kematian selalu membayangi.Hahaha.” “Aku memprediksi manusia yang menjabat sebagai Rieki-Shinmei di Jepang bukan hanya aku.” “Ohya? Menurutku sebaiknya kau juga berhati-hati dengan Ryukamine Ao.” “Kenapa?” “Aku pikir kau tidak tahu yang kau lakukan.” Setelah berkata begitu tubuhnya menghilang bak debu yang tersapu angin. Padahal ia tahu yang dilakukannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD