Suasana rumah sudah terlihat sepi dan remang-remang ketika Shaka dan Zivaa pulang. "Semuanya sudah tidur," ucap Zivaa penuh sesal, bayangan makan malam bersama ibu dan sepupunya untuk pertama kali di sini, langsung buyar. Shaka tersenyum seraya merangkul bahunya. "Tak apa, kita juga terjebak lama di sana, 'kan!" ucapnya menghibur, Zivaa mengangguk membenarkan. Tapi Zivaa juga masih lapar, roti isi tadi hanya pengganjal saja, sengaja biar tidak terlalu kenyang. Hujannya berhenti dan arus lalu lintas kembali berjalan meski lambat, karena mereka harus berhati-hati menerjang jalan aspal yang masih tergenang air. "Aku cek ke dapur dulu, Mas. Biasanya Mbok Minah masih simpan sisa makan malam di meja," kata Zivaa. Shaka mengagguk mengiyakan, tapi tak urung dia ikut juga dan membuntuti Zivaa