Bathin Seorang Suami Dan Ayah

1065 Words

Shaka terdiam dengan semua kata-kata Fasya, yang memang semuanya benar adanya. Dia meminta maaf dan merasa sudah menjadi ayah yang buruk untuk Fasya dan Aqlan. "Kita bangkit lagi, Pa. Kami membutuhkan Papa sebagai pilar perusahaan," ucap Fasya, dia lalu menatap Shaka dengan lekat. "Bagaimana kita bisa tumbang, mungkin saja suatu hari nanti Zivaa dan anakmu akan kembali dan kita harus memberikan fasilitas terbaik untuk mereka hidup nyaman di sini," lanjutnya. Shaka tersenyum mendengarnya. "Kamu menjadi lebih realistis sekarang!" tukasnya, dalam hati dia turut membenarkan ucapan Fasya. Fasya mengangkat bahunya. "Aku belajar dari Papa, aku enggak mau menjadi sosok lemah seperti Papa!" tukasnya sarkas. Shaka tergelak, tertawa dan menggelengkan kepala. Untuk sejenak Fasya terpaku melihat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD