“Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, Mas. Aku harus bagaimana untuk membuat Mas percaya.” Ziya terisak-isak. “Aku tidak berasal dari keluarga kaya dan berpendidikan tinggi, tapi aku tidak dibutakan oleh uang. Jika motivasi hidupku hanya tentang uang, aku bisa mendapatkannya dari Mas Mahesa saat aku ....” Ziya menggigit bibirnya kuat-kuat mengempas kebimbangan yang mendadak hadir. Ia sudah meminta Mahesa melupakan akibat malam panas itu, tapi ia sendiri yang mengungkitnya lagi. Akhirnya, semua kata yang ingin Ziya ucapkan hanya sampai di tenggorokan dan tidak akan pernah terkatakan. “Kenapa kamu memintaku tetap diam soal itu?” Mahesa berbalik kembali menghadap Ziya. “Apa ada kaitannya dengan Rafa? Apakah kamu takut jika suatu saat Rafa muncul dan tahu kalau aku laki-laki pertama yang men