Andrew mengecup dahi Ziya dengan lembut. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia sangat mengingin seseorang. Aneh, tapi ia mengakui bahwa perasaan yang ada di hatinya begitu tulus untuk Ziya. “Katamu kita sudah menikah berbulan-bulan yang lalu, mungkin saat ini aku hamil, And. Lelah yang berlebihan ini pun mungkin efek dari kehamilanku,” cetus Ziya. Andrew tercengang. Namun, ia segera mengulum senyum canggung. “Aku bahagia jika itu terjadi. Maksudku, aku sangat senang mendengar kabar ini.” Ziya hanya memberi isyarat dengan kedipan matanya mengiakan. “And, mataku sudah sangat berat. Aku tidur ya.” “Kamu harusnya makan dulu, Zi.” “Nanti saja. Aku sudah ngantuk berat.” “Baiklah. Aku akan pergi sebentar. Kamu tidur saja. Pintunya aku kunci dari luar ya. Jika kamu perlu apa-apa, hubungi saj