Quella membawa nampan yang berisi cawan dan teko yang menguarkan aroma menyegarkan. Dengan senyuman lembutnya, ia mendekat pada sang suami yang sedang menutup mata. Ia meletakan nampan ke meja, lalu bergerak ke belakang tempat Ethaan duduk. Tangan lembutnya sudah berada di kening sang suami. Mulai memijat kepala sang suami dengan lembut. "Maaf." Ethaan bersuara pelan. Quella tersenyum lembut, "Kau tidak melakukan kesalahan, tidak perlu meminta maaf." Mata Ehtaan terbuka, ia mendongak melihat wajah lembut istrinya, "Aku bersikap dingin padamu tadi. Aku tidak bermaksud mengabaikanmu." Tatapan Quella tak berubah, selalu lembut jika ia berhadapan dengan suaminya, "Aku tidak pernah merasa diabaikan. Sebaliknya, aku merasa bahwa kau sangat mencintaiku. Terimakasih sudah menjagaku d