"Apa yang kau lakukan di ranjangku!" Teriakan marah memulai pagi di paviliun itu. Hill sangat terkejut melihat Allysta tidur di sebelahnya tanpa sehelai benangpun. Bagian paling menjijikan dalam hidupnya adalah menyentuh Allysta dan berada satu ranjang dengan Allysta. Kecantikan yang Allysta miliki bahkan tak menyentuh setitik pun rasa kagumnya. "Perempuan sialan! Kau tidak pantas berada di ranjangku, sialan!" Hill menarik Allysta turun dari ranjangnya dengan paksa. "Aku istrimu. Tentu aku pantas berada di atas ranjangmu!" Allysta menggunakan alasan yang tak akan pernah diterima oleh Hill, karena pada kenyataannya Hill tak pernah menganggap Allysta sebagai istrinya. Ia hanya membutuhkan dukungan keluarga Allysta. Hill mencengkram rambut Allysta kasar, "Ranjang itu tidak pernah