1. bayar hutang berakhir di atas ranjang
Uhuk uhuk uhuk
"Ara!!!" Teriak pria paruh baya itu mencari keberadaan putrinya, sambil terbatuk menahan sesak di dadanya.
"Ayah!!!" Pekik Ara kaget saat melihat ayahnya berjalan dengan tertatih
"Ara, boleh Ayah minta tolong. Tolong antarkan uang ini ke alamat yang sudah Ayah tulis di sana, Ayah ingin membayar hutang ayah pada tuan Baskoro, Ayah meminjam uang yang tidak sedikit pada dia saat melakukan operasi ibumu. Tolong antarkan uang ini ke alamat itu ya, Nak. "Ujar Pak Alex sambil menyerahkan sebuah amplop yang berisi uang yang Ara sendiri tidak tahu berapa jumlahnya. Arah membantu sang ayah terlebih dahulu untuk istirahat, Lalu setelah itu Ara pergi membawa uang itu untuk diberikan kepada orang yang dimaksud oleh ayahnya sebagai pembayar hutang nya.
"Beneran kan ini alamat Hotel nya." Gumam Ara sambil mencocok kan alamat tersebut dengan alamat yang ada di kertas pemberian ayahnya. Karena Ara yakin dirinya tidak salah alamat, akhirnya Ara melanjutkan langkahnya memasuki hotel tersebut sesuai petunjuk kertas itu. Setelah sampai di kamar 308, Ara mengetuk pintu kamar tersebut, dan muncullah seorang pria paruh baya yang langsung melempar senyum misterius nya pada Ara, membuat Ara merinding.
"Tuan, saya ingin mengantarkan uang sebagai bayaran hutang ayah saya." Ujar Ara cepat, karena tidak mau terlalu lama di tempat yang mengerikan menurut Ara. Baskoro langsung meraih amplop tersebut dan melihat berapa jumlah yang diberikan oleh Alex untuk membayar hutangnya. Ara mencoba untuk membawa langkahnya menjauh dari kamar Baskoro, namun langkah Ara langsung terhenti saat Ara mendengar suara benda jatuh yang disengaja oleh Baskoro.
Brak
"Uang segitu untuk membayar hutang ayahmu yang jumlahnya tidak sedikit, kapan lunasnya, hah?" Tanya Baskoro sambil menjepit kedua pipi Ara dengan kuat, setelah melempar amplop yang dibawa Ara tadi.
"Saya tidak tahu Tuan, biar nanti saya bawakan sisanya." Ujar Ara dengan penuh ketakutan nya
"Tidak perlu! Kau hanya perlu bermalam disini dengan saya, maka saya akan menganggap seluruh hutang ayahmu lunas." Ujar Baskoro cepat, sambil menarik tangan Ara untuk ikut masuk bersamanya.
"Tidak! Lepas, tolong lepaskan saya Tuan!" Teriak Ara sambil terus berusaha melepaskan diri dari genggaman Baskoro. Karena Ara hampir masuk sepenuhnya kedalam kamar Baskoro, Ara langsung menendang paha Baskoro yang beruntungnya mengenai pusaka kebanggaan Baskoro, hingga Ara berhasil kabur. Baskoro yang melihat Ara berhasil melarikan diri, langsung berteriak memanggil anak buahnya agar membawa Ara kembali padanya.
"Cepat, bawa wanita itu kesini!" Teriak Baskoro dengan penuh amarahnya, yang langsung dipatuhi oleh anak buahnya. Ara terus berlari hingga dirinya merasa tidak mampu untuk melanjutkan langkahnya, karena Ara merasa sudah cukup jauh dirinya berlari untuk menghindari kejaran para anak buah Baskoro. Karena Ara masih melihat anak buah Baskoro terus mengejarnya, akhirnya Ara mengetuk salah satu pintu kamar hotel yang dekat dengannya dengan terburu-buru.
Tok tok tok
"Siapapun, tolong! Tolong buka pintunya!" Teriak Ara sambil terus menggedor pintu kamar hotel itu, hingga pintu kamar hotel terbuka. Ara langsung masuk begitu saja dan menguncinya dari dalam dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Siapa kau, mau apa kamu ke kamarku dan bahkan mengunci pintu nya. Keluarlah, aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja." Ujar pria dewasa itu dengan nada suara seraknya seperti menahan sesuatu. Ara tidak menghiraukan permintaan pemilik kamar itu, bagi Ara yang terpenting saat ini adalah selamat dari kejaran anak buah Baskoro.
Brak brak brak
Pintu yang kamar yang dijadikan tempat persembunyian bagi Ara digedor dengan keras dari luar, membuat dahi Ara langsung berkeringat karena panik sambil memejamkan matanya kuat, berharap Ara tidak lagi mendengar suara gedoran pintu itu.
"Keluar!" Titah pria dewasa itu tepat didepan wajah Ara, karena Ara tidak kunjung keluar dari kamarnya. Karena Ara terlalu panik, dan takut ketahuan oleh anak buah Baskoro, akhirnya Ara memilih membungkam mulut pria dewasa itu menggunakan bibirnya. Karena keadaan pria yang saat ini bersama Ara dalam pengaruh obat perangsang, akhirnya pria dewasa itu langsung menekan tengkuk Ara semakin dalam, hingga dapat memuaskan dirinya. Ara mencoba untuk melepaskan diri dari pria dewasa itu, namun sayang, tenaga Ara tidak ada apa-apanya daripada tenaga pria dewasa itu.
Srek
Pria dewasa itu langsung merobek pakaian Ara hingga tubuh Ara menyisakan pakaian dalamnya. Ara benar-benar terkejut melihat pria dewasa di atas tubuhnya itu memaksa untuk menyentuh tubuhnya.
Ara mencoba berusaha menghalangi pria dewasa itu, agar tidak melecehkan dirinya.
"Tidurlah denganku malam ini, maka aku akan menjamin hidupmu dan bahkan dari kejaran orang yang ingin kamu hindari saat ini." Racau pria dewasa yang ada di atas tubuh Ara dengan nada suara yang begitu terdengar sangat serak, menahan gejolak yang menguasai dirinya, saat merasakan penolakan dari Ara.
"Tolong, Tuan. Tolong jangan lakukan ini, Saya hanya butuh bantuan anda untuk membiarkan saya bersembunyi di tempat ini. "Ujar Ara penuh permohonan, serta wajah yang sudah dibanjiri oleh air mata, karena merasa takut dirinya akan dinodai oleh pria dewasa yang masih berada di atas tubuhnya.
"Kau menolak, artinya kau siap dilempar dari kamar ini, dan bahkan aku tidak akan segan-segan menyerahkan mu pada pria yang sedang mengejar mu saat ini. "Ujar pria dewasa itu mengancam Ara, membuat Ara dengan refleknya menggelengkan kepalanya memohon agar pria dewasa itu tidak melempar dirinya pada Tuan Baskoro.
"Kumohon jangan, Tuan. Saya hanya butuh perlindungan dari anda, tolong kasihani saya." Ujar Ara sambil mengatupkan kedua tangannya tepat di depan wajah pria dewasa itu, yang tangan tersebut langsung di singkirkan oleh pria dewasa itu, dan kembali mendekatkan bibirnya pada bibir Ara, hingga kedua bibir mereka kembali bersentuhan. Saat Ara kembali ingin menolak, telinga Ara mendengar suara pintu kamar itu diketuk dengan keras, hingga pergerakan Ara langsung terhenti untuk menghalangi pria yang ingin menyentuh aset berharganya.
"Tidur denganku atau aku lempar tubuh polos ini keluar dari kamar ini?" Tanya pria dewasa itu dengan menekankan setiap kalimatnya, membuat Ara tidak bisa berpikir jernih. Bagi Ara, keluar dari kamar ini akan masuk ke kamar Baskoro, sama-sama tidak bisa menyelamatkan dirinya, menuruti keinginan pria yang tengah mengungkung tubuhnya masih ada sedikit keberuntungan, yaitu pria yang berada di atas tubuhnya akan menjamin kehidupan nya.
"Tuan benar-benar akan menjamin keselamatan keluarga saya?" Tanya Ara dengan wajah yang menggambarkan penuh kesedihan.
"Tentu." Jawab pria dewasa itu, hingga membuat Ara mau tidak mau lebih memilih bermalam dengan pria asing yang tidak pernah ara pikirkan sebelumnya, bahwa dirinya akan berakhir di ranjang pria dewasa yang tidak Ara kenal. Ara menganggukkan kepalanya pelan, bersamaan dengan air mata yang sudah menetes dari sudut matanya. Karena pria dewasa itu sudah mendapat izin dari wanita muda yang ada di bawah kungkungan nya, akhirnya pria dewasa itu langsung kembali meraup bibir ranum Ara dengan beringasnya, hingga Ara merasa tubuhnya meremang.
"Tu-Tuan…