2. partner ranjang

1052 Words
Karena pria dewasa itu sudah mendapat izin dari wanita muda yang ada di bawah kungkungan nya, akhirnya pria dewasa itu langsung kembali meraup bibir ranum Ara dengan beringasnya, hingga Ara merasa tubuhnya meremang. "Tu-Tuan!!!!" Lirih Ara saat hati Ara mulai merasa ragu akan keputusannya "Katakan, katakan kalau kau ingin bercinta dengan ku malam ini tanpa paksaan, karena aku ingin bercinta dengan sukarela, bukan paksaan. Atau, kamu memilih menyerah dan melempar tubuhmu sendiri pada pria yang ingin kamu hindari saat ini? "Tanya pria dewasa itu dengan serak saat melihat wajah ragu pada wanita yang masih berada di bawah kungkungannya itu. Ara langsung menganggukkan kepalanya mantap karena kedua pilihan antara keluar dan tetap berada dalam kamar tersebut sama-sama membuat dirinya rugi yaitu sama saja menjadi santapan pria dewasa itu. Namun bagi Ara, akan lebih baik bermalam dengan pria di depannya itu, daripada harus bermalam dengan Baskoro yang istrinya sudah lebih dari 3. Melihat anggukan Ara yang tanpa ada keraguan sedikitpun, membuat pria yang ada di atas tubuh Ara langsung menyunggingkan senyumnya, merasa cukup senang karena akan ada orang yang membantu dirinya untuk melepaskan sesuatu yang sejak tadi menyiksa dirinya. Pria dewasa itu langsung membuka seluruh pakaian dalam Ara, hingga tubuh Ara polos tanpa sehelai benang pun. Melihat pemandangan itu membuat pria dewasa itu semakin terbakar gairah, apalagi melihat tubuh wanita yang ada di bawah kungkungan nya itu sangat begitu mulus tanpa cacat sedikitpun. Gunung kembar yang tidak kecil untuk digenggam, serta perut rata yang begitu sangat mulus, dan bibir seksi yang membuat pria dewasa itu tidak bisa untuk tidak menyentuhnya, membuat pria dewasa itu benar-benar sangat mengagumi isi dari pakaian longgar yang sempat menutupi tubuh yang nyaris sangat sempurna bagi pria dewasa itu. "Kau masih perawan? "Tanya pria dewasa itu saat merasakan gunung kembar Ara yang terasa masih kencang dan merasa masih sangat original untuk digenggam. Yah, yang namanya pria dewasa itu pastinya bukan pria yang tidak pernah bersentuhan dengan seorang wanita, pria dewasa itu pastinya sudah tahu mana yang masih perawan atau masih original dan yang sudah pernah disentuh pria lain. Dan bahkan, pria dewasa itu rupanya sangatlah pintar dalam memilih wanita, bahkan barang yang ori pun dan yang KW pun pria dewasa itu bisa membedakan. Dan pria dewasa itu memberikan penilaian untuk seluruh tubuh Ara adalah original, bukan sebuah keperawanan yang dibuat oleh dokter. Mendengar pertanyaan tersebut dari pria dewasa yang ada di atas tubuhnya, membuat Ara langsung terdiam, dan menutup matanya secara perlahan merasa tidak tahu harus menjawab apa. " Memangnya kenapa kalau saya perawan? "Akhirnya Ara menjawab pertanyaan pria dewasa yang ada di atas tubuhnya itu, dengan kalimat tanya. "Jujur saja aku tidak suka bermain dengan wanita yang masih perawan, karena aku benci dengan yang namanya tidak tega. Bermain dengan wanita yang masih perawan itu sangatlah menyusahkan, di mana wanita perawan itu harus berteriak histeris menangis karena kesakitan. "Jawab pria dewasa itu dengan nada datarnya, namun tetap tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Ara. "Maksud maksud Tuan apa? "Tanya arah dengan dahi berkerut "Sudah kukatakan Aku tidak suka bermain dengan wanita perawan. "Jawab pria dewasa itu dengan nada dinginnya " kalau begitu menyingkir lah, Tuan. Kalau Tuan sudah tidak berminat, maka izinkan saya pergi. "Ujar Ara yang sedikit merasa kesal karena merasa dirinya direndahkan oleh pria dewasa yang tidak Ara kenal, walau sebenarnya dirinya sudah menjadi wanita rendahan sejak memasuki kamar pria asing. Kesal karena mengatakan bahwa dirinya menyusahkan pria dewasa yang tidak Ara kenal itu. "Baiklah. Kalau memang kau ingin pergi, maka silahkan pergilah. Tapi ingat, setelah kamu berhasil keluar dari kamar ini, melewati pintu itu, jangan pernah kembali lagi atau meminta bantuanku lagi, kalau kamu masih butuh pertolongan. "Ujar pria dewasa itu, tanpa menyingkirkan tubuhnya yang masih berada di atas tubuh Ara. Ara yang mendengar perkataan pria dewasa itu seketika teringat akan tujuan utamanya, di mana Ara masuk ke kamar itu hanya untuk berlindung dari Baskoro yang menginginkan tubuhnya demi membayar hutang ayahnya. Mengingat itu semua, tangan Ara dengan refleknya memegang kedua pundak pria dewasa yang masih berada di atas tubuhnya itu, lalu dengan perlahan arah menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. "Memangnya apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berlindung di tempat ini, dan tidak diketahui oleh Tuan Baskoro. Sementara persyaratan saya untuk berlindung dan menyelamatkan nyawa saya dan juga Ayah saya, tidak sesuai dengan keinginan anda? "Tanya Ara dengan raut wajah yang mulai terlihat putus asa, serta mata yang mulai mengembun terlihat berkaca-kaca karena tidak tahu bagaimana nasib dirinya selanjutnya, setelah pria yang sempat ingin menjamin hidupnya mulai tidak tertarik pada dirinya dan memilih melepaskan dirinya untuk Baskoro. "Kenapa kau begitu yakin bahwa aku bisa menjamin keselamatan hidupmu dan bahkan bisa menjamin ketenangan hidupmu dengan membebaskan mu dari hutang-hutangmu pada pria itu? Sebelumnya kita tidak saling mengenal, dan hanya aku membutuhkan partner ranjang kamu langsung bersedia hanya dengan beberapa pengajuan syarat yang aku ajukan tadi? Apa kamu tidak takut aku menipumu, setelah aku mendapatkan apa yang aku inginkan aku justru akan melempar mu keluar dari tempat ini, bagaimana kalau semua itu sampai terjadi setelah kamu kehilangan apa yang selama ini kamu jaga? "Tanya pria dewasa yang masih dengan posisi semula, masih tetap berada di atas tubuh Ara, mulai tertarik untuk berbicara panjang lebar pada Ara. "Karena aku melihat dengan penuh keyakinan bahwa anda sebenarnya adalah orang baik. Anda pria yang tegas, berwibawa dan tidak pernah ingkar dengan semua janji-janji anda, dan bahkan sekecil apapun janji Anda, Anda akan memenuhinya. Saya dengan begitu jelas dan bahkan sangat yakin dengan apa yang saya lihat dari anda. Tapi percayalah, saya mengatakan semua ini bukan karena saya ingin menggoda atau merayu Anda agar anda tetap pada keputusan utama dan tidak berubah pikiran, karena saya mengatakan semua itu murni dari apa yang saya lihat dari mata Anda. "Jawab Ara dengan penuh ketegasan, dan juga penuh kepercayaannya, membuat pria dewasa yang berada di atas tubuh Ara itu langsung tersenyum tipis, dan bahkan nyaris tak terlihat. "Jadi kamu yakin akan melepaskan keperawanan kamu padaku, kau yakin kau tidak akan menyesalinya setelah ini? "Tanya pria dewasa itu sebelum tangan pria dewasa itu kembali menyentuh salah satu gunung kembar Ara. Arah langsung menganggukkan kepalanya tanpa ada keraguan. Karena merasa wanita yang ada di bawah kungkungannya itu tidak merasa keberatan sekalipun, pria dewasa itu langsung melumat bibir Ara dengan begitu rakusnya, lalu berpindah pada leher jenjang Ara dan meninggalkan banyak bekas merah keunguan di sana. "Aku mulai…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD