3. malam panas dengan Om Kenz

1105 Words
"Aku mulai. Seperti yang aku katakan tadi, mungkin ini akan terasa sakit, karena kamu baru melakukan nya." Ujar pria dewasa itu dengan nada lembutnya. Ara hanya mengangguk kan kepalanya saja, mulai mempersiapkan diri untuk melepaskan mahkota berharganya pada pria asing. Paha Ara mulai dibuka dengan perlahan, dan memperlihatkan milik Ara yang masih terlihat imut Dimata pria dewasa itu. Pria dewasa itu mulai menyentuh dan sedikit menekannya, hingga Ara tanpa sengaja mengeluarkan desah singkat nya, karena detik berikutnya, Ara langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Panggil aku Om Ken. Jangan sampai aku mendengar kamu menyebutkan dengan panggilan tuan lagi." Ujar pria dewasa itu, meminta agar Ara tidak lagi memanggilnya Tuan. "Boleh Ara tahu siapa nama Om?" Tanya Ara dengan tampang polosnya "Kenzhou." Jawab pria dewasa itu, dengan menyebutkan namanya membuat Ara langsung menganggukkan kepalanya mengerti. Kenzhou mulai bermain di V imut Ara, hingga Kenzhou puas bermain disana, dan melihat V Ara sudah sangat basah. Karena Kenzhou sudah merasa tidak bisa menahan diri lagi hanya untuk bermain di V Ara, akhirnya Kenzhou memilih langsung memposisikan pusaka kebanggaan nya pada V Ara. "Om, pelan-pelan ya. Jujur Ara takut, tapi Ara tidak akan merubah keputusan Ara." Pinta Ara dengan nada pelannya karena merasa ketakutan, namun suara Ara justru terdengar menggairahkan di telinga Kenzhou, karena suara Ara lebih ke suara desahan kenikmatan, hujan suara ketakutan. "Akan aku coba melakukannya dengan pelan, tapi aku tidak janji." Ujar Kenzhou karena takut lepas kendali, apalagi saat Kenzhou melihat dengan jelas bagaimana bentuk V Ara yang begitu terlihat sangat imut dan sangat kencang. Melihat itu, Kenzhou jadi tidak yakin dirinya akan melakukan sebuah penyatuan dengan gadis perawan seperti Ara itu dengan perlahan Seperti permintaan Ara. Kenzhou mulai mendekatkan pusaka besarnya pada bibir V Ara, merasakan sentuhan tersebut, Ara langsung memejamkan matanya seakan-akan mempersiapkan diri untuk melepaskan apa yang selama ini Ara jaga dengan baik. Kenzhou mulai mendorong pusaka besarnya pada V Ara, yang detik juga Kenzhou mendengar suara rintihan Ara yang seperti menahan Sakit. "Sabarlah, aku belum memasukinya kamu sudah menjerit." Ujar Kenzhou yang memang sudah Kenzhou duga akan seperti ini akhirnya kalau melakukan penyatuan dengan gadis perawan. "Tapi sakit Om!" Rengek Ara karena memang itulah yang Ara rasakan saat Kenzhou memaksa memasuki V nya. Kenz tidak lagi berbicara, Kenz kembali mendorong pusaka besarnya, memaksa agar masuk pada V sempit Ara, dan mengabaikan suara tangisan Ara. Srek "Akhhh. Om Kenz!!!" "Oh, s**t!!!" Umpat Kenz dengan keras saat merasa pusaka besarnya benar-benar terasa terjepit di V Ara. Kenz mendiami terlebih dahulu, dan kembali memberi sentuhan lembut pada salah satu gunung kembar Ara, untuk menciptakan sensasi baru lagi, agar Ara tidak merasa sakit. "Sekarang kau sudah menjadi gadisku." Ujar Kenz yang langsung mulai memaju mundurkan pusaka besarnya dengan pelan, saat hasrat Ara sudah kembali terpancing. "Om, pelan-pelan." Bisik Ara pelan, namun tidak di hiraukan oleh Kenz, karena Kenz mulai kehilangan kendalinya. Kenz semakin mempercepat hentakannya, dan melupakan kata-kata nya yang akan melakukan dengan pelan pad Ara. Bersamaan dengan itu juga, Ara mulai menikmati permainan Kenz, dan mulai kehilangan rasa sakit yang sempat membuat dirinya menjerit-jerit. "Ahhh. Arabella, Ara kau gadisku." Desah Kenzhou sambil terus menghentakkan pinggulnya dengan gerakan yang sudah tidak bisa di kategorikan pelan. "Om, Om Kenz, Ahhh. Om." Ara juga tak kalah kerasnya mendesah, seakan-akan rasa takut dan rasa sakit yang sempat memenuhi dirinya sirna seketika dan berubah jadi nikmat yang tidak pernah Ara rasakan sebelumnya. "Oh, iya. Mendesahlah gadisku. Akan ku bayar rasa sakit mu tadi dengan rasa nikmat yang sangat nikmat." Bisik Kenzhou tepat di telinga Ara, membuat Ara semakin meracau tidak karuan karena permainan Kenzhou. Kenzhou semakin gila dan tidak bisa mengendalikan dirinya, saat mendengar racauan Ara. Kedua tangan Ara memeluk pinggang Kenzhou yang terus bergerak cepat, mengikuti irama hentakan Kenzhou. Sedangkan tangan Kenzhou tidak tinggal diam, tangan Kenzhou terus memberi pijatan lembut, dan remas4n memabukkan pada kedua gunung kembar Ara secara bergantian, membuat Ara seakan-akan terbang ke angkasa. "Apa yang kamu rasakan saat ini, sakit?" Tanya Kenzhou tanpa menghentikan hentakannya yang semakin brutal. "Tidak, ahhh, Om." Jawab Ara di sela-sela desahannya "Lalu?" Tanya Kenzhou lagi "Nik… ahhh nik-mat!!!" Jawab Ara yang berhasil membuat Kenzhou benar-benar lepas kendali. Kenzhou benar-benar menghentakkan pinggulnya dengan kasar, bahkan Ara semakin keras berteriak memanggil nama Kenzhou, saat Kenzhou menusuk V Ara dengan brutal. Saat Kenzhou merasa akan ada sesuatu yang meledak, Kenzhou langsung mencabut pusaka besarnya dari V Ara, dan membalikkan tubuh Ara dengan sekali gerakan, hingga posisi Ara membelakangi Kenzhou. Kenzhou kembali memasuki av Ara, namun dengan posisi yang berbeda, yaitu posisi Ara membelakangi Kenzhou. "Ahhhh!!!" Ara kembali mendesah, saat pusaka Abi kembali memenuhi av nya, dan kembali memaju mundurkan pusaka besarnya hingga membuat Ara kembali berteriak karena merasakan suatu kenikmatan yang jauh lebih nikmat dari posisi yang sebelumnya. Tangan Kenzhou tak tinggal diam, tangan kiri Kenzhou menahan pinggang Ara, sedangkan tangan kanannya digunakan untuk bermain di salah satu gunung kembar Ara yang terus bergerak kesana kemari mengikuti irama hentakan Kenzhou. Ara terus mendongak ke atas, dan terus berteriak kenikmatan, saat pusaka besar Kenzhou terus memanjakan V nya. Padahal ini pengalaman pertama bagi Ara, namun Kenzhou berhasil memberikan kesan kenikmatan yang tak terlupakan bagi Ara, bukan kesan menyakitkan yang membuat Ara akan merasa trauma. "Om, ahhh!" Desah Ara "Kenapa, Sayang?" Tanya Kenzhou yang semakin memperdalam hentakan, hingga membuat Ara semakin berteriak dan semakin mendongakkan kepalanya keatas, yang langsung disambut dengan lumayan kasar dari bibir Kenzhou. "Aku tidak tah ahhh han, Om. Mau pipis." Ujar Ara yang tak lepas dari desahan nikmatnya. Kenzhou yang mengerti maksud Ara yang akan mencapai puncak klimaksnya, atau puncak kenikmatan nya. "Bersama, Sayang." Ujar Kenzhou yang semakin menekan pusaka besarnya, menusuk hingga sampai menembus dinding rahim Ara, membuat Ara semakin gila dibuat Kenzhou. Pria dewasa yang menggagahi dirinya saat ini benar-benar ahli dalam bidang memuaskan pasangan. Tanpa Ara sadari, Ara memuji kejantanan Kenzhou dalam urusan ranjang, benar-benar memberi kenikmatan yang sangat luar biasa. Tidak mementingkan kenikmatan nya sendiri, bahkan berhasil membuat lawannya menggila karena permainan Kenzhou. "Ahhh. Arabella. Gadisku!" Desah panjang Kenzhou, dan menyemburkan cairan kentalnya dalam rahim hangat Ara. Ara memejamkan matanya merasakan hangatnya cairan kental Kenzhou yang memenuhi rahimnya, bahkan sampai tumpah membasahi pangk4l paha nya. Kenzhou langsung ambruk di atas tubuh Ara, Kenzhou mencoba untuk menormalkan deru nafasnya terlebih dahulu, sebelum mengguling tubuhnya ke samping Ara. Kenzhou langsung menarik tubuh polos Ara kedalam dekapannya, untuk istirahat. Jadilah mereka tidur semalaman dalam posisi berpelukan dengan tubuh yang sama-sama polos, artinya mereka saling bersentuhan dengan kulit mereka langsung tanpa terhalang pakaian. Keesokan paginya. Ara yang sudah terbiasa bangun pagi untuk menyiapkan makanan sang ayah, kali ini Ara bangun pagi dengan jantung yang hampir saja berhenti berdetak. "Jadi semalam, semalam bukan mimpi, semalam benar-benar nyata, semalam bukan mimpi buruk, semalam…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD