bc

Three Men And A Witch

book_age16+
103
FOLLOW
1K
READ
adventure
revenge
dark
tragedy
betrayal
cheating
friendship
like
intro-logo
Blurb

Update setiap hari

****

Stella, seorang gadis biasa dan hidupnya langsung berubah saat masyarakat tahu tentang kekuatan sihir yang dimilikinya. Hidup Stella berubah 180 derajat dan untuk bisa menolong Stella dari penghakiman warga kota, ibu Stella menyembunyikan Stella di hutan.

Lima tahun berada di hutan membuat Stella belajar tentang banyak hal, termasuk mempelajari ilmu sihir dari buku yang sangat ingin dimiliki penyihir jahat bernama Madam Levante.

Serangan demi serangan diterima Stella setiap Madam Levante mengirim monster jahat untuk mengambil buku itu.

Hingga suatu ketika Stella bertemu 3 pecundang yang sedang berburu di hutan. Mereka bertiga membawa Stella kembali ke kota dengan menggunakan identitas baru.

Berhasilkan Stella meyelamatkan dirinya dari serangan Madam Levante?

chap-preview
Free preview
Bab 1
Author Pov Hari ini bertepatan dengan perayaan ke-100 tahun hari Kemerdekaan kota Long Island dari penjajahan negara Portugis. Long Island merupakan kota terpencil di negara Andalusia. Kota Long Island selama ini tenang dan tenteram begitu pun hari ini, beberapa warga sibuk menghias rumah mereka dengan ornamen- ornamen khas perayaan hari kemerdekaan. Tawa canda menghiasi setiap sudut kota, beberapa anak kecil sibuk berlarian di jalan kota yang bersih dan rapi. “Stelllaaaa.” Teriakan seorang ibu membuat sebagian warga kota melihat ke arah kanan dan seorang gadis berkuncir dua sedang asyik menikmati keramaian kota dengan gitarnya. “Sepertinya ibumu memanggil,” sela gadis lainnya. Stella tidak mengacuhkan ucapan gadis tadi dan tetap menyenandungkan lagu kesukaannya. “Stelllla Mc Carty!” teriaknya lagi dengan berkacak pinggang. Stella melihat ibunya sedang memakai apron berwarna putih dantopi khas koki terpasang di kepalanya. Stella meletakkan gitarnya dengan wajah masam. “Kenapa Mommy selalu memanggilku dengan teriakan,” gerutu Stella kesal. “Sampai kapan kau bermain dan tidak menolong Mommy. Pesta hari Kemerdekaan akan segera dimulai dan pesanan Sir Ferguson belum kunjung selesai. Mommy butuh bantuanmu,” Stella berhenti mengoceh setelah melihat wajah ibunya yang merana. Pesanan keluarga Ferguson memang sangat banyak dan ibunya terlihat kewalahan menyelesaikan semua pesanan itu. “Baiklah, seharusnya Mommy mulai mencari koki lain untuk membantu Mommy. Andai aku bisa sulap ataupun sihir mungkin aku akan mengucapkan mantra sim sa la bim dan semua pesanan Sir Ferguson akan terhidang rapi di meja ini.” Stella tertawa dan menggerakkan tangannya. Nyonya Natasha tertawa dan menyuruh Stella menyusun ratusan kotak di atas meja. Stella membuang napas dan mulai menyusun satu persatu kotak sesuai arahan ibunya. “Huwaaaaa terlalu banyakkkk dan aku sangat kelelahan.” Stella melirik jam yang ada di tangannya dan ternyata sudah waktunya dia bertemu Eduardo, sang kekasih yang sudah dua tahun ini menjalin hubungan dengannya. “Mom, aku sangat kelelahan!” teriak Stella. “Ayo selesaikan dulu pekerjaan kamu,” balas ibunya. Stella mendengus kesal karena rencana kencannya bisa batal jika dalam waktu setengah jam ini dia tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang diberi ibunya. “Andai aku punya kekuatan sihir.” Stella memutar-mutar tangannya. “Stalademima amoranata.” Entah kenapa mulut Stella langsung mengucapkan kata-kata seperti mantra dan dalam sekejap kotak-kotak yang berserakan langsung tersusun rapi. “Mom,” teriak Stella tidak percaya dengan apa yang tadi ia lihat. Kotak-kotak itu bergerak tanpa ada yang menggerakkan. Bulu kuduk Stella berdiri dan rasa takut langsung menyerangnya. “Mom!” teriak Stella. Tak lama ibunya muncul dari arah dapur dan melihat kotak-kotak sudah tersusun rapi sesuai dengan perintahnya. Nyonya Natasha tersenyum dan mengacak rambut Stella dengan tangannya. “Good girl,”ujar Nyonya Natasha dengan bangga. Lidah Stella terasa berat untuk memberi tahu kalau semua ini bukan pekerjaannya. “Mom.” “Ada apa lagi Stella?” “Tidak apa-apa, aku permisi dulu dan sampai jumpa nanti malam.” Stella langsung berlari meninggalkan rumahnya untuk bertemu dengan Eduardo. Stella masih sulit percaya dan merasa ini hanya mimpi di siang bolong. **** Asap memenuhi rumah kecil yang terletak di kaki gunung Maranatha, gunung tertinggi di kota Long Island. Seorang wanita tua memakai jubah hitam dan topi dengan warna senada sedang menuangkan cairan biru ke dalam tungku yang terbuat dari tanah liat. Mulutnya merapalkan mantra-mantra ilmu hitam. “Gadis itu muncul!” teriak sang wanita tua setelah dia melihat kemunculan Stella di tungkunya. “Madam Levante.” Wanita tua itu menoleh dan melihat anak asuhnya yang bernama Roman sedang berdiri sambil memegang bangkai kelinci yang tadi dia minta. “Stttts gadis itu memiliki sihir yang sedang Madam cari. Jika Madam berhasil menguasai seluruh ilmu sihir gadis itu maka kita akan menguasai kota terkutuk ini.” Roman ikut tertawa dan menyerahkan bangkai kelinci tadi ke tangan Madam Levante. “Apa rencana kita selanjutnya Madam?” tanya Roman antusias. Madam Levante memasukkan bangkai kelinci tadi ke dalam tungku dan melanjutkan mantranya. “Sakatamajawaaaraaa.” Mantra membuat tungku itu mengeluarkan asap tebal dan berbau. Madam Levante menghirup asap itu dan terduduk setelah seluruh paru-parunya penuh dengan asap. Ilmu hitamnya semakin bertambah walau belum sempurna. Ilmu sihirnya akan sempurna kalau Madam Levante bisa mengisap ilmu sihir Stella Mc Carty. “Kita akan membuat warga kota membenci gadis itu lalu membuangnya ke hutan, kita biarkan gadis itu mempelajari ilmu sihir yang dia miliki lalu setelah itu barulah kita membunuhnya dan Madam akan menghisap seluruh ilmunya, huwahahahahaha.” Madam Levante tertawa penuh kemenangan dan Roman pun ikut tertawa dan berharap rencana Madam Levante bisa membuatnya lepas dari rumah terkutuk ini. “Hahaha kau sepertinya sedang mabuk.” Eduardo masih tidak percaya dengan cerita Stella tentang kekuatan sihir yang baru saja dia alami. “Aku tidak mabuk, honey!” Stella masih berusaha meyakinkan Eduardo kalau apa yang ia lihat itu adalah kenyataan bukan mimpi ataupun khayalan. Eduardo hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal dan merasa Stella sedang mengkhayal. Stella kadung kesal dan berencana meninggalkan Eduardo. “Honey, kamu marah?” tanya Eduardo setelah berhasil menahan kepergian Stella. “Kau menyebalkan,” gerutu Stella. Eduardo memeluk Stella dan ingin menciumnya tapi seperti biasa Stella selalu menghindar dan menolak setiap Eduardo ingin menciumnya. “Sesuai janjiku dengan Mommy, aku tidak akan membiarkan laki- laki menyentuhku sebelum usiaku menginjak tujuh belas tahun. Bersabarlah honey, akan ada waktunya hubungan kita bisa lebih dari sekedar pegangan tangan.” Eduardo sedikit frustasi setelah berbagai upaya dia lakukan agar bisa menyentuh dan memiliki tubuh Stella seutuhnya. “Baiklah honey, dua bulan lagi aku akan menagih hal yang kamu janjikan sejak dua tahun yang lalu,” balas Eduardo sebelum meninggalkan Stella yang masih terpaku di tempatnya berdiri. Dua bulan lagi perayaan ulang tahunnya ke tujuh belas dan saat ini ada hal yang masih mengganjal di hatinya. Stella kembali memutar tangannya searah jarum jam dan dia berusaha mengingat mantra yang tadi ia ucapkan. “Stalademima amoranata.” Botol kosong yang berserakan di tanah mulai bergerak satu persatu dan akhirnya tersusun rapi. “Wohooooo ternyata apa yang aku alami tadi benar adanya,” ujar Stella kagum dengan kekuatan asing dan aneh yang dia miliki. Stella melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada satu warga kota pun melihat aksinya. Stella sadar jika warga kota tahu tentang sihir yang dia miliki maka hidup tenangnya akan berubah menjadi malapetaka. Stella melihat batu yang menghalangi jalan. “Kalanometa Asatahana.” Stella lagi-lagi terkesima setelah mulutnya mengucapkan kata-kata seperti mantra dan dalam hitungan detik batu itu langsung hancur menjadi serpihan sehalus debu. “Ya Tuhan.” Stella menutup mulutnya dan ada rasa takut suatu saat nanti ilmu sihir yang dia miliki akan membelenggu hidupnya. Stella memutuskan kembali ke rumah dan akan bertanya tentang silsilah keluarga Mc Carty ke ibunya langsung untuk mencari tahu kenapa dia bisa memiliki ilmu sihir. “Mom.” Stella sengaja membantu ibunya menyiapkan pesanan Sir Ferguson dengan tujuan mengorek tentang silsilah keluarganya. “Kenapa kau pulang sepagi ini, biasanya kalau sudah bersama Eduardo kau akan lupa tentang semua hal dan tidak mengacuhkan Mommy,” sindir ibunya. Stella tertawa dan menuangkan teh ke dalam cangkir berbahan keramik lalu menyerahkan ke tangan ibunya. “Mom, aku penasaran dengan silsilah keluarga kita dan kenapa Mommy tidak pernah membahas nenek buyut keluarga Mc Carty.” Nyonya Natasha langsung berhenti mengaduk adonan donat dan melihat ke arah Stella. “Kenapa kau bertanya tentang nenek buyut Mc Carty?” Nyonya Natasha balik bertanya. “Aku hanya penasaran saja,” balasnya berbohong. “Tidak ada yang perlu kau ketahui, nenek buyut Mc Carty meninggal ratusan tahun yang lalu dan tidak ada satu orang pun yang tahu penyebab kematiannya. Jadi lupakan dan jangan pernah membahas dia lagi, paham!” ujar Nyonya Natasha dengan nada tinggi. Stella merasa ibunya sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya. “Baiklah, Mommy tidak perlu marah seperti itu. Aku hanya bertanya saja dan penasaran kenapa nenek buyut seperti hilang dari silsilah keluarga Mc Carty,” balas Stella sebelum meninggalkan ibunya dan masuk ke dalam kamarnya. “Jangan pernah bahas dia lagi, ingat itu Stella Mc Carty!” teriak ibunya yang takut bencana akan kembali terulang jika nenek buyut keluarga Mc Carty menurunkan ilmu sihirnya ke Stella atau dirinya. Stella membanting pintu kamarnya dan menatap dirinya melalui cermin yang ada di kamarnya. “Mommy menyebalkan! Mommy pikir aku akan tinggal diam dan mengabaikan kenapa aku bisa menggerakkan benda dan menghancurkan benda hanya dengan menyebut mantra.” Stella membuka notebook miliknya dan mulai mencari asal usul dan silsilah keluarga Mc Carty. Beruntungnya setelah berjam-jam mencari akhirnya Stella menemukan situs www.witchinworld.com. Di situs itu berisi tentang informasi tentang dunia sihir dan penemu sihir yang ada di seluruh dunia. Stella antusias membaca dan mempelajari sihir-sihir yang ada di dunia dan setelah cukup lama mencari akhirnya Stella menemukan informasi tentang Arabella Mc Carty, nenek buyut yang ternyata penyihir pertama di kota Long Island ratusan tahun yang lalu. Nenek Arabella sebenarnya penyihir baik dan kehadirannya di kota. Long Island diterima dengan baik, karena waktu itu penyihir bukan merupakan aib tapi semua berubah sejak Madam Levante muncul dengan sihir hitamnya. Madam Levante membunuh anak-anak tidak berdosa demi kekuatan sihir hitamnya dan merusak ketenangan kota Long Island. Nenek Arabella akhirnya terpaksa meninggalkan kota Long Island dengan memikul beban sebagai penyihir jahat. Menurut situs itu kekuatan sihir Arabella Mc Carty akan langsung diturunkan ke keturunan terakhir keluarga Mc Carty dan Stella merupakan keturunan terakhir keluarga Mc Carty setelah ayahnya meninggal dunia tiga bulan yang lalu. “Stelllaaaa.” Panggilan Nyonya Natasha membuat Stella menutup notebook miliknya dan menyimpan informasi yang baru dia dapatkan. “Ya Mom.” “Semua pesanan Sir Ferguson sudah selesai dan sebentar lagi supir keluarga itu akan datang menjemput semuanya. Kamu tolong susun kotak-kotak itu ke dalam kardus, Mommy sangat lelah dan rasanya ingin berbaring di kamar sampai besok pagi,” pinta Nyonya Natasha dengan wajah lelah. Stella mengangguk dan mendorong Nyonya Natasha untuk segera masuk ke dalam kamar. “Siap Mom, semuanya akan beres sebelum supir keluarga Ferguson datang.” ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Accidentally Married

read
102.7K
bc

Turun Ranjang

read
578.9K
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.4K
bc

Mrs. Rivera

read
45.4K
bc

I Love You Dad

read
283.0K
bc

OLIVIA

read
29.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook