Dook .... Dokk ! Ketukan pintu berubah menjadi gedoran, karena Ayara tidak kunjung membuka pintu. "Ara ... Ra ! Kamu tidur ya !" Teriak Miko dari luar. Ayara masih menatap Arsen dengan wajah tegang. "Buka saja pintunya, aku akan bersembunyi," ucap Arsen yang dibalas gelengan Ayara. "Biarkan saja, aku akan beralasan tidur dengan nyenyak karena pengaruh obat," ucap Ayara enggan beranjak untuk membuka pintu. Ia masih merasa trauma saat kedua orang tuanya memergoki dirinya bersama Arsen. Sampai saat ini, Ayahnya masih saja membahas itu jika menelepon Ayara. Dan karena hal itu juga, berkali-kali Ibunya meminta Ayara untuk pulang agar berkenalan dengan pemuda pilihan kedua orang tuanya. Tapi Ayara selalu mengelak dengan alasan pekerjaan yang belum bisa ditinggalkan. Dokkk ....dokkk !