Part 6

1457 Words
“Tidak ada kejahatan yang dihukum adil di dunia ini.” *** Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, perempuan itu berakhir di ruang kepala sekolah bersama dengan Putri dan kawan-kawan. Aidan yang lain memilih berdiam di bagian belakang sampai mendengar penjelasan kegilaan mereka semua. Bisa-bisanya mereka melukai adik iparnya! "Saya tidak menyuruh Cecil melakukannya, Pak. Bapak tahu kan saya tidak akan pernah bisa melukai orang lain. Buktinya saja saya selalu berbuat baik pada orang lain. Termasuk membiayai sekolah ini," kata Putri dengan nada sombongnya. Angel yang berada di sana mendengus kesal. Apa hubungannya dia berdonasi dengan berbuat jahat. Kalau jahat, ya jahat aja jangan sampai memutar balikan keadaaan. Angel tidak habis pikir dengan perempuan di depannya itu. "Tapi Pak, saya di suruh oleh Ka Putri untuk melakukan semua itu. Bahkan dia meminta saya untuk menusuk perutnya, tapi karena saya takut saya hanya menggoreskan lengannya saja," kata Cecil membela diri. Perempuan yang sangat mencurigakan bagu Aidan dan yang lain ini bertingkah seperti orang yang tersakiti. "Heh sialan kamu! Putri dan kami tidak ada di lokasi tempat kamu menusuk Bella, bahkan kami saja baru tahu hal ini dari salah satu anak-anak. Kalau mau menuduh kami, tunjukan buktinya. Karena bapak bisa cek selama kejadian itu kami berada di mana dan kami pun tidak ada menemui perempuan ini," kara Rara dengan nada sinisnya. Sebab, Rara yang keturunan orang kaya pasti sudah tahu hal-hal seperti ini harus dilakukan seperti apa. Di tambah lagi dia adalah anak dari pejabat negara. Ya, bisa saja anak buahnya yang menyiapkan semuanya. "Saya berani bersumpah, Pak. Mereka yang menyuruh saya." suara Cecil merendah, air matanya mulai membasahi wajahnya. Bagi Putri dan kawan-kawannya semua ini adalah hiburan. Ya, siapa yang bisa menyentuh mereka semua? Hanya Alden cs yang bisa melakukannya. Itu pun mereka bermain secara diam-diam. Kalau secara terang-terangan yang ada Bella jadi samsak mereka semua. Sudah cukup dulu pernah Bella jadi korban Bully oleh mereka karena berpenampilan Nerd. Sekarang tidak lagi. Meski mereka semua tahu rencana Bella memang kadang luar biasa tapi baik Aidan dan yang lain sangat tahu Alden sangat tidak menyukai siapa saja yang berani menyentuh Bella-nya. "Sepertinya kamu melakukan semuanya sendiri, jadi kamu saya keluarkan dari sekolah ini," kata kepala sekolah. "Tapi Pak..." "Ini keputusan final saya,"jawabnya lagi. "Final? Bapak tidak bertanya pada kami selaku keluarga Bella?" pertanyaan itu muncul begitu saja dari mulut Billy membuat Putri dan antek-anteknya langsung menatap Billy dengan tatapan tidak suka. Walau pun Billy tampan, bagi mereka Billy itu sangat berbahaya. Entah kenapa meraka selalu merasa kan hal tersebut setiap kali bersitatap dengan lelaki yang terlahir sebagai kembaran Bella itu. “Ah, maaf kan saya, Nak. Saya pikir semua sudah selesai. Putri dan ketiga temannya memiliki alibi yang sama sedangkan Cecil punya alibi yang berbeda dan di sendirian, bukankah secara hukum sudah jelas jawabannya?” pertanyaan kepala sekolah membuat Billy tersenyum sinis. Pernahkah Billy berkata menyesal sekolah di ini? Jika belum, maka Billy katakan sekarang juga. Dia menyesal masuk ke sekolah ini. Meski niat awal mereka memata-matai sekolah milik Alden ini, tapi rasanya Billy sudah muak dengan semuanya. Kebusukan yang ada di sekolah ini rasanya ia ingin bongkar sesegera mungkin. Supaya lelaki tua dengan kepala botak di depannya ini mendapat ganjarannya. “Bapak hanya bertanya pada Putri dan yang lain. Bapak tidak bertanya pada kami yang saat itu juga ada di kantin dan di lokasi kejadian penusukan adik saya,” kata Billy jujur. Memang yang di kantin itu bukan Billy atau yang lain melainkan anak buah kakaknya yang sengaja menyamar menjadi salah satu siswa di sini. Perkataan Billy bahkan membuat Putri menatap dengan tatapan penuh kebencian. “Memang apa yang kamu ketahui, Nak?” tanya kepala sekolah dengan suara bergetar. “Angel, suruh anak-anak yang di kantin masuk serta anak-anak yang tidak sengaja lewat ditempat kejadian Bella tadi,” kata Billy memerintah sahabat adiknya—Bella. “Baik, Bil.” Sekarang ada lima orang saksi mata baru yang muncul. Tiga orang lelaki dan dua orang perempuan. Mereka semua anak buah AOI yang memang menyamar sebagai siswa dan siswi. Keluarga Ar-Rasyid tidak semudah itu membebaskan sosok Bella di saat kehidupan Bella selalu jadi bahan incaran musuh dari rekan bisnis keluarganya. Dan kelima orang tersebut bisa dikatakan pasukan bayangan khusus Bella. Pasukan bayangan yang lain menunggu di tempatnya mengawasi situasi yang terjadi saat ini. “Huftt.. jadi bisa kalian jelaskan?” Sosok anak laki-laki yang terlihat lebih tua di sana maju sambil memberikan sebuah rekaman sosial medianya, di mana snapgram lelaki itu menyorot area kantin dan seisinya dan di sana memang terbukti jika Putri dan teman-temannya ada di lokasi saat kejadian tersebut. Lain halnya dengan sosok laki-laki kedua, dia menunjukkan video yang berbeda, video tersebut merekam saat di mana Putri dan teman-temannya mengancam Bella dan Angel ketika perempuan itu keluar dari ruangan pribdi Alden. Sedangkan sosok perempuan dengan pakaian olahraganya menunjukkan sebuah foto selfie, yang mana di belakang tubuh perempuan itu ada sosok Putri dan teman-temannya seperti mengancam Cecil. Laki-laki yang terakhir ada di sana malah menunjukkan rekaman video yang di mana Putri sedang meminta bantuan Cecil untuk menusuk Bella, bahkan pisau yang menjadi alat bukti di situasi saat ini terekam jelas di sana. Membuat Putri dan yang lain langsung terdiam kaku. Sedangkan saksi terakhir, dia menunjukkan sebuah rekaman di mana Purti tengah menghubungi seseorang meminta tolong untuk menyabotase rekaman cctv yang ada di sekolah. Pantas saja Billy dan yang lain tidak bisa menemukan rekaman cctv ternyata oh ternyata Cecil bukan lah pelaku di sini, melainkan korban dari permainan Putri—sang donatur besar di sekolah ini. “Sudah saya jelaskan di awal bukan, Pak? Akan ada orang-orang yang muncul menyalahkan saya demi mengeluarkan saya dari sini. Seharusnya Bapak tahu lah ya bagaimana selanjutnya?” kata Putri dengan nada menyebalkan membuat Angel tidak kuasa mengeluarkan emosi yang sejak tadi dia tahan. “Ouh begitu ya? Saya baru sadar kepala sekolah di sini lebih sampah! Saya menyesal bersekolah di sini. Bagaimana jadinya ya, jika saya viralkan kasus ini? Bapak kan sangat tahu berapa banyak fans Bella di dunia ini. Jika sampai semua orang tahu bahkan keluarganya tahu bukankah nasib bapak akan terancam?” Angel sudah merekam semuanya bahkan dia sudah siap untuk memviralkan kejadian hari ini, hanya tinggal satu klik saja semua akan berantakan bagi kepala sekolah mereka. “Sudah lah pak, bukti-bukyi sudah jelas, kenapa harus berputar-putar di tempat yang sama? Jika Putri bersalah di sini, ya sudah sepantasnya dia menerima hukuman dari apa yang dia perbuat. Saya selaku Kakak dari Bella akan menuntut hal ini dipengadilan dan saya harap teman-teman yang memiliki bukti mau bekerja sama di pengadilan nanti,” kata Bian dingin. Bian sudah tidak bisa berada lebih lama di sini, sebab jika dia berada lama dengan pelakunya Bian takut khilaf mencekikk leher Putri detik ini juga. Sedangkan Billy memilih menatap Putri dengan tatapan yang sulit di artikan, tatapan yang nantinya akan menjadi ancaman untuk keluarga perempuan itu. “Sepertiyang sudah saya katakan sebelumnya. Alibi Cecil itu kalah dengan Putri. Dan keputusan saya sudah bulat, saya akan mengeluarkan Cecil dari sekolah ini. Toh beliau masuk ke sini dengan beasiswa, daripada memberikan beasiswa pada pembunuh sepertinya, alangkah baiknya saya berikan pada siswa atau siswi lain yang memiliki perilaku lebih baik dibandingkan dia, daripada mencemarkan nama baik sekolah. Dan satu lagi, jika kalian berani menyebarkan kejadian ini keluar, maka saya tidak segan mengeluarkan kalian semua dari sekolah ini. Renungkan lah perbuatan kalian, kalian di skors selama seminggu, kecuali putri dan kawan-kawannya.” Sampah! Benar yang Billy duga semua akan berkahir seperti ini. Bahkan kepala sekolah saja berani dengan mereka, bukan kah artinya orang yang ada dibelakang kepala sekolah lebih berkuasa dibandingkan keluarga mereka? Jika benar, Billy akan membuat mereka menyesal memperlakukan mereka seperti sekarang ini. “Terima kasih sudah mau jujur. Mengenai sekolah kamu, datang lah ke Starlight School. Semua sudah diurus di sana. Kamu tidak perlu takut diperlakukan seperti ini di sini. Aku sangat berterima kasih karena kamu tidak melukai sahabatku terlalu dalam,” kata Angel tulus menbuat air mata perempuan bernama Cecil turun tanpa di cegah. “Aku akan jadi berani dan aku akan balas kebaikan kalian semua,” kata Cecil sungguh-sungguh. “Tidak perlu. Jalankan saja hidup kamu seperti yang kamu inginkan. Dan hiduplah tenang di sana karena sekolah itu berasrama jadi kamu yang sebatang kara bisa tinggal di sana dengan rasa aman dan nyaman.” Angel bisa melihat penyesalan di raut wajah Cecil. Ia paham situsi yang terjadi pada Cecil, jika perempuan itu menolak Putri pasti akan berdampak buruk bagi kehidupannya nanti. Makanya pilihan Cecil sudah tepat, meski harus melukai sahabatnya. “Bella juga titip salam, jangan terlalu merasa bersalah hiduplah dengan baik.” mendengar perkataan Angel membuat Aidan dan yang lain bersiap menaiki mobil mereka masing-masing setelah memastikan Cecil aman dengan orang yang mereka percayai. “Lihat saja tua bangka itu, akan aku buat menyesal!” ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD