Di ruang kantornya, Ali menatap layar ponsel dengan rahang mengeras. Tangannya menggenggam erat ponsel, hampir meremukkannya. Di layar terpampang foto Amira sedang duduk berdua di dalam ruangan dengan seorang pria muda tampan—jelas dosennya. Sial! Amira memang sudah mengabari bahwa dia harus menemui dosen terlebih dahulu sebelum datang ke kantornya, tapi Ali tak pernah membayangkan kalau pertemuan itu akan sedekat ini. Mereka duduk berhadapan, tanpa ada orang ketiga. Situasi yang terlalu akrab untuk ukuran seorang wanita menikah dengan dosennya! Amarah dan cemburu bergejolak di dalam d**a Ali. Tanpa pikir panjang, tangannya langsung mengetik pesan dengan penuh emosi. "Bagus ya! Enak banget berdua-duaan dengan dosen tampan! Apa yang kalian bicarakan? Kenapa dia memanggilmu di ruanganny