Plak “Dasar pelakor! Bisa-bisanya kamu merebut suamiku!” Dini, dengan wajah memerah menampar wajah Amira di hadapan para mahasiswa. Area kampus yang semula sepi, kini riuh suara mahasiswa yang mulai berkerumun di dekat Amira dan Dini. Amira yang saat itu sedang berdiri di bawah pohon menunggu temannya, tak bisa menghindar dari tamparan Dini yang tiba-tiba. “Bisa-bisanya kamu merebut suamiku!” lanjut Dini dengan suara meninggi. “Ohh aku tahu! Kamu itu cewek licik! Karena suamiku kaya, kamu sengaja melempar mobilnya dengan batu! Biar apa? Biar dia memperhatikanmu dan jatuh cinta padamu, begitu!" Beberapa mahasiswa mulai merekam, bisik-bisik mulai terdengar. Amira merapatkan tasnya ke d**a. Wajahnya tetap tenang, tapi sorot matanya tajam menahan amarah dan malu karena dipermalukan di te