bc

Wanita Milik Tuan Muda

book_age18+
3.2K
FOLLOW
16.4K
READ
HE
escape while being pregnant
decisive
heir/heiress
blue collar
sweet
bxg
disappearance
like
intro-logo
Blurb

[Sadewa Series].

WARNNING! mengandung adegan yang tidak cocok untuk pembaca dibawah umur!

Lima tahun lalu, Aluna Rianti, gadis tercantik dan memiliki bentuk tubuh idaman tiba-tiba hamil anak mantan pacarnya seminggu setelah dia memutuskan hubungan mereka. *

Lima tahun kemudian, dia melihat pria itu kembali. Tinggi dan tampan, memegang segelas sampanye di tangannya, tersenyum sopan pada Luna di kejauhan yang memandang dengan ekspresi tercengang. *

Luna menyusut, bersembunyi dibalik salah satu temannya, menyembunyikan fisiknya yang tidak lagi sesempurna dulu.

chap-preview
Free preview
REUNI
"Duh, mana sekarang tubuhku gemukkan lagi. Gimana ya nanti aku saat ketemu teman-teman SMA-ku?" Seorang wanita bernama Aluna Rianti tampak menghela napas. Dia tiba-tiba teringat saat dirinya masih berada di bangku sekolah menengah atas. Betapa sempurnanya dia dulu, wajah cantik, bentuk tubuh yang ideal, ditambah kulit mulusnya yang putih benar-benar membuat para siswi jadi iri padanya. Tak hanya itu, semua siswa satu sekolah pun bahkan sampai berbaris ingin dekat dengannya. Hari ini adalah hari spesial, wanita yang biasa dipanggil Luna itu akan menghadiri acara reuni yang diadakan alumni sekolahnya. Meskipun Luna sebenarnya enggan datang karena tidak percaya diri, tetapi berkat paksaan sahabatnya yang bernama Mila, akhirnya Luna pun bersedia untuk datang. Luna berbalik, berdiri di depan putra gendutnya sambil memutar-mutar tubuhnya, membuat gaun yang dia pakai ikut berputar. "Ma! Enggak keliatan." Anak berusia lima tahun itu bernama Dylan, sedang memakan camilan dan menonton sebuah tayangan kartun di tv tabung mereka. "Menurut kamu, mama cantik enggak hari ini?" tanya Luna pada anak kecil itu. Bibir Dylan berkerut, tampak berpikir dengan keras. Lalu, dia berkata dengan susah payah. "Cantik!" Itu karena Dylan tau jika dia mengatakan bahwa ibunya gendut jelek, pantatnya pasti akan dipukul hingga memerah. Luna tersenyum, mencium pipi Dylan hingga bekas lipstick berwarna merah miliknya membekas pada anak itu. "Hihi, anak Mama juga ganteng sedunia!" Dylan tertawa, dia sudah tau bahwa dia lucu dan tampan, orang-orang yang mengatakan setiap kali mereka melihatnya. Luna menuntun Dylan keluar dari rumah, dia mengetuk pintu tetangga di sebelah rumahnya yang adalah seorang nenek-nenek sebatang kara. Luna memiliki hubungan yang baik dengan nenek bernama Minah itu, dia berkali-kali menitipkan Dylan ketika dia tidak membawa Dylan bekerja atau bepergian. "Memangnya kamu mau kemana malem-malem begini?" tanya Nenek Minah sambil memegangi Dylan yang asik memakan camilannya. "Ada urusan sebentar nek." Luna menyerahkan sejumlah uang pada Nenek Minah. Nenek Minah menerima uang itu dengan senang hati. "Dylan gemuk!" panggil Luna pada putranya. Dylan kecil mendengus, mengabaikan Luna dan terus memakan camilannya. "Jangan nakal! Jangan abisin nasi nenek, ya. Nanti Mama cepet kok pulangnya." Dylan mengangguk tanpa merengek sedikitpun. Anak itu begitu bijaksana, selain suka mengejek ibunya yang gemuk, Dylan tidak pernah marah atau memprotes jika dia ditinggalkan ibunya pergi bekerja, tidak seperti anak-anak lainnya yang pastinya akan menangis. Luna saja tidak tau apakah dia harus senang apa sedih dengan anaknya yang seperti ini. Luna melambaikan tangannya pada Dylan, lalu melenggang pergi meninggalkan anak itu. "Luna!" Mila berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangannya begitu dia melihat Luna di kejauhan. Wanita itu mengacungkan jempol pada Luna, "Gini dong, walaupun lo gemuk tapi lebih enak di pandang. Ayo berangkat." Luna mendengus dengan keras. Siapa juga yang akan dandan jika hanya berdiam diri di rumah. Wanita itu masuk kedalam mobil melayang milik Mila, yang Mila dapatkan dari hasil kredit. *** Sesampainya di ruangan penuh dengan mantan teman sekelasnya, Luna merasa seolah seluruh dunia berhenti, hanya fokus untuk menatapnya. Ingin rasanya dia kabur begitu saja dari sini. Siapapun, tolong selamatkan Luna! Luna dan Mila berdiri di sudut ruangan sambil melihat orang-orang yang mengobrol dengan pakaian bagus. Luna melihat teman sekelasnya yang dulu dia ejek karena jelek datang padanya dengan wajah sombong. "Luna?" Tiga orang wanita datang menghampiri keduanya, mereka menatap Luna dengan ekspresi kaget, bola mata mereka berputar-putar pada tubuh Luna. Sambil membungkam mulutnya dengan anggun, salah satu dari mereka memegang bahu Luna, berkata dengan tidak percaya, "Sumpah lo Luna, kan? Astaga, Lun. Kenapa sekarang lo jadi kayak gini?" Luna ingat wanita di depannya. Dia adalah Fely, orang yang dulu adalah si cantik nomor 'dua' di kelas. Luna dan Fely adalah musuh sejati, keduanya bersaing untuk siapa yang lebih cantik. Tapi sayangnya, Luna menang selama tiga tahun berturut-turut. Fely mungkin memiliki dendam kesumat dengan Luna, terbukti dari suara keras wanita itu yang membuat fokus semua orang teralihkan olehnya. "Iya Lun, kenapa Lo jadi gendut kayak gini? Beda banget sumpah." Pengikut setia Fely dari jaman SMA ikut bersuara, menatap Luna persis sama seperti cara Fely menatapnya. Luna juga tidak mau kalah, dia bukan orang yang akan diam saja ketika seseorang menyindirnya. "Astaga, Fely? Kamu juga berubah ya, kayaknya hidung kamu nambah mancung sekarang, tapi kok agak bengkok gitu. Salsa juga, kok dagu kamu panjang banget kayak kenalpot, kalian kurus banget, oh, terakhir gue denger keluarga lo bangkrut, ya, Fel? Itu sebelum lo operasi hidung apa sesudahnya?" Raut wajah Fely seketika berubah menjadi kesal dan benci. Dia tidak menyangka bahwa Luna yang telah kehilangan kecantikannya tapi tidak untuk mulut pedasnya! Mila hampir saja tertawa atas situasi kaku sekarang. Dia diam-diam ingin memberikan acungan jempol pada Luna. Suasana kaku diantara kelima orang itu belum mereda ketika tiba-tiba seorang pria tampan datang menghampiri mereka. "Sayang?" Pria itu mendekati Fely, merangkul pinggang ramping Fely dengan lembut. Raut wajah buruk Fely menghilang digantikan oleh senyum lebar, menatap Luna dengan tatapan mengejek. "Kamu inget Luna gak sayang?" tanya Fely sambil menunjuk Luna. Pria itu mengalihkan tatapannya pada Luna, lalu mengulurkan tangannya dan tersenyum. "Lama enggak ketemu, Lun." Luna menyambut uluran tangannya, dalam hati dia bingung siapa pria ini. "O-oh, halo?" "Lun, lo gak lupa sama Diki, kan. Dia juga temen sekolah kita loh." Fely mengingatkan kembali Luna. Luna akhirnya ingat siapa pria di depannya. Diki adalah siswa populer yang dulu mengejarnya di sekolah. Bahkan sampai mengaku padanya di lapangan basket dan membuat dia malu. Dulu, Fely menyukai Diki sedangkan Diki menyukainya. Pantas saja Fely ingin pamer padanya bahwa dia sudah memenangkan Diki. "Kita tunangan sebentar lagi. Lo tau Hotel Citra satya itu, kan? Kita bakal tunangan di situ. Lo jangan lupa datang, soalnya gue sangat mengharapkan kedatangan Lo." "Dasar tukang pamer," batin Luna pada Fely. Setelah kepergian Fely bersama antek-anteknya. Mila menarik Luna untuk duduk di salah satu sofa. "Pantes aja si Fely kekeh maunya sama si Diki. Ternyata biar dia bisa pamer kalau calon suaminya orang kaya!" bisik Mila dengan suara kesal "Emang si Diki orang kaya?" tanya Luna. Mila menganggukkan kepalanya, "Si Diki itu keponakannya Rafael Ahmad, Lo tau, kan? Yang influencer sultan itu, loh." Luna mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Pantas saja. Dia tidak tau apa yang membuat Diki bersedia bersama Fely, padahal dulu pria itu menolak Fely setengah mati. Luna dan Mila sibuk mengobrol berdua di sudut ketika tiba-tiba suasana menjadi hening membuat keduanya heran. Luna bangkit berdiri, menatap penasaran apa yang membuat semua orang menjadi terdiam. Luna mengikuti tatapan orang-orang, manik matanya jatuh pada pintu masuk venue. Seorang pria tinggi dengan jas lengkap yang membalut tubuh proposional nya berjalan diatas karpet merah dengan kedua telapak tangan yang dimasukan kedalam saku celana. Rambut pria itu di sisir klimis, alis mata tebal, bulu mata lentik, jembatan hidung tinggi serta bibir yang proposional membuat tatapan semua wanita tertuju padanya. Apalagi bentuk wajahnya yang begitu tegas, menatap semua orang dengan senyum lembut yang terpatri disana. Jantung Luna berhenti berdetak rasanya. Ketika dia melihat pria itu segera di kelilingi orang-orang yang terlihat 'antusias' menyambutnya datang. "Lun, itu bukannya Dipo mantan Lo, ya?" Mila di sebelah Luna berbisik, dia juga menatap takjub pada sosok pria menawan itu. Luna sama sekali tidak menanggapi pertanyaan Mila, rasanya Luna ingin bersembunyi menggali lantai, dia tidak ingin melihat Dipo. Namun sayangnya, tatapan keduanya bertemu. Dipo tersenyum begitu sopan pada Luna di kejauhan. Senyum yang sangat berbeda dengan terakhir kali mereka bertemu lima tahun lalu. Luna berjalan mundur perlahan, bersembunyi di belakang Mila. Mila juga bekerja sama dengan baik, dia menghalangi tubuh Luna meskipun Luna terlalu gemuk untuk dia menutupinya sepenuhnya. Mila bisa mengerti dengan apa yang Luna rasakan. Melihat mantan pacar yang sudah berubah begitu drastis dan melihat dirinya sendiri yang seperti ini, Luna pasti akan merasa malu dan rendah diri. Mila juga merasa Dipo adalah orang yang b******k, dia berasumsi bahwa Dipo mungkin meninggalkan Luna ketika tau Luna hamil dan membiarkan Luna berjuang sendirian di rumah kontrakan kecil itu. Ya, itu pasti. Ketika semua orang mengelilingi Dipo dan berbicara dengan pria itu. Luna menghela nafas lega saat perhatian semua orang tidak tertuju padanya. Dia menarik Mila, hendak kembali duduk ditempat semula saat suara Fely yang memanggil namanya terdengar sangat nyaring. "Eh, Luna! Disana ada Luna, gue baru aja ngobrol sama dia." Sial! Rasanya ingin Luna membunuh Fely dengan cara mendudukinya dengan tubuh gemuk yang dia miliki! Nada bicara Fely yang terdengar tidak sengaja dan seolah hanya kebetulan memanggil namanya sangat membuat Luna kesal bukan main. Mati saja sana! Luna yang hendak menarik Mila langsung berhenti, menoleh dengan senyum canggung pada kerumunan. "Um, itu–" "Luna mau ke kamar mandi!" Suara Mila tiba-tiba terdengar menyela ucapan Luna yang gugup. "Ah, iya. Mil, gue ke kamar mandi dulu, ya." Setelah mengatakan itu, Dia dengan cepat berjalan pergi meninggalkan semua orang. Huft! Luna akhirnya bisa lepas dari tatapan semua orang. Luna bersandar pada dinding kamar mandi, jantung nya berdebar sangat kencang, dia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Dipo di keadaanya yang sekarang. Luna merasa bahwa dia sangat sial! Pria itu pasti jijik, kan? Luna menangis terisak untuk beberapa waktu, rasa takut dan cemas menguasai dirinya, dia membenci keadaannya yang sekarang. Jelas dia di masalalu adalah orang yang sangat cantik dengan pinggang ramping dan leher angsa. Semua wanita yang melihat iri dan kagum padanya. Lelah menangis, Luna keluar dari bilik kamar mandi, untung saja tidak ada siapapun di sana. Kalau tidak dia akan sangat malu ketika seseorang melihat wajah gemuknya yang sembab serta eyeliner nya luntur. Luna mencuci wajahnya di air keran, lalu keluar dari kamar mandi. Dia sama sekali tidak berniat untuk kembali ke tempat itu. Luna ingin pulang, bertemu dengan anaknya yang gemuk dan tidur. Di tengah perjalanan keluar, ada seorang pelayan yang hendak melewati Luna dengan nampan minuman di atasnya. Kebetulan Luna merasa tenggorokannya kering, jadi dia dengan sembarangan mengambil salah satu minuman di atas nampan. "Eh, Mbak–" Pelayan itu tampak hendak memprotes dan mengatakan sesuatu, tapi Luna lebih cepat menegak minumannya. "Oke, makasih, ya!" Luna melenggang pergi setelah itu. Pelayan itu menatap kepergian Luna dan gelas yang kosong, mengutuk dalam hati bahwa dia pasti akan dihukum! Gelas itu berisikan minuman alkohol dan obat perangsang yang dipesan salah satu pelanggan hotel. Gawat! Seseorang malah meminumnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
167.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
212.2K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
292.3K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
151.8K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.3K
bc

TERNODA

read
192.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook