Norika hanya bisa berdiri, terdiam, dan terpaku melihat mobil ambulance yang baru saja datang di kantornya. Orang-orang yang berkerumun dipaksa menghindar, Railyn yang masih tak sadarkan diri sudah mulai berbaring di ranjang khusus yang kemudian dinaikan ke ambulance. Jantung Norika berdegup kencang, dirinya tak memungkiri bahwa merasa takut kalau Railyn kenapa-napa.
Dalam diamnya ia melihat Gyan—suaminya ikut naik ke ambulance sambil menggenggam erat tangan Railyn, raut wajah pria yang menjadi suaminya itu benar-benar nampak sangat khawatir terhadap keadaan mantan pacarnya. Di sisi lain, tangan Norika digenggam oleh Sarah. Sesekali Sarah menengok kearah Norika dan menyadari bahwa tatapan Norika fokus terarah pada Gyan.
Genggaman Sarah mengerat, bisikan demi bisikan dari orang-orang ka
