Norika melangkah dengan kesal ketika kembali ke kamarnya. Walaupun ia jelas merasakan bahwa Gyan masih mengikutinya dibelakang. Sampai ketika hendak membuka pintu kamar, pada akhirnya Norika membalikkan badannya dan melotot menatap Gyan dengan dua tangan bersedekap didepan dadaa. Sedangkan Gyan langsung menahan tawanya melihat gaya Norika yang seperti anak kecil itu. “Apa?” tanya Gyan. “Kamu ngapain ngikutin aku?” Norika balas bertanya dengan nada yang tidak santai. “Emang nggak boleh masuk ke kamar istri?” Gyan masih saja tetap balas bertanya, bermaksud menggoda Norika. “Maksudku, bukannya tadi malam kamu juga mendesah keenakan dibawah—ump!” Norika langsung berjinjit dan membekap mulut Gyan dengan telapak tangannya. “Diem!” Gyan malah tertawa ketika Norika membekap mulutnya. “