Minggu itu terasa berjalan lambat. Kurang dari tujuh hari menuju sidang perceraian lanjutan, tapi Norika justru mulai dihantui keraguan yang tak pernah ia sangka akan muncul kembali. Gyan, lelaki yang selama ini ia anggap sebagai luka sekaligus rumah, berubah menjadi sosok yang lebih tenang, sabar, dan… penuh perhatian. Terlalu perhatian, bahkan. Sejak malam ia memandikan kakinya dengan air hangat, Gyan tidak pernah absen menelepon setiap pagi, hanya untuk memastikan Norika sudah sarapan. Siangnya, Gyan akan mengirimkan camilan favorit Norika melalui ojek daring, lengkap dengan catatan kecil yang selalu ditulis tangan: "Makan yang cukup, calon ibu. Jangan terlalu stres, ya." Suatu malam, Gyan datang membawa boneka kelinci putih dengan pita biru, lalu menyerahkannya diam-diam ke pangkuan