Keheningan membuat Citra larut dalam memorinya bersama Luna, saat mereka bersama. Gadis kecil yang selalu ceria, kadang bertengkar juga dengannya itu, kini terbaring tidak berdaya di hadapannya. Hanya suara mesin pendeteksi detak jantunglah yang terdengar. Kali ini, hanya Citra dan Rama yang ada di ruangan ini. Bapak dan ibu pergi mencari makan. Jika biasanya kedua orang tua Citra akan bergantian, maka tidak dengan hari minggu ini. Mereka sangat senang karena kehadiran Citra dan Rama dapat dijadikan kesempatan untuk mereka berdua beristirahat sejenak menghirup udara di luar rumah sakit dengan bersama-sama. Dengan perlahan, Citra mulai mengusap rambut Luna yang terlihat masih cantik dan terawat itu. Sudah tidak diragukan lagi, sebaik itu ibu Citra selalu merawat anak gadisnya yang tengah

