Jam di dinding menunjukkan pukul delapan lebih tiga puluh menit. Rumah cukup sunyi, hanya suara detak jarum jam yang terdengar. Ia menghela napas panjang. Sejak tadi, pikirannya tak bisa lepas dari peristiwa makan malam yang batal gara-gara Dias menelpon Kaisar. Alea tersentak akan lamunan kala mendengar pintu kamar yang terbuka. Saat ia menoleh, mendapati Kristi—sang mertua, berjalan ke arahnya. "Alea, Kaisar mana?" Alea ragu sebentar sebelum menjawab. “Itu ... ada di kamar, Ma. Ambil kunci mobil kayaknya.” Kristi melirik ke arah tangga. “Memangnya dia mau ke mana?" Belum juga Alea menjawab, tiba-tiba suara langkah berat terdengar dari lantai atas. Kaisar muncul di tangga, mengenakan kaus polos dan celana panjang. Begitu melihat ibunya, ia sempat tertegun. "Ma, belum tidur?" tanya