88. Kenekatan Dias

1032 Words

Sore itu, langit tampak muram. Awan kelabu menggantung berat, seolah hendak menumpahkan hujan lagi. Taksi online yang ditumpangi Dias dan adiknya, Dina, berhenti tepat di depan gerbang besar rumah keluarga Kaisar. Kursi roda yang dibawa Dina diturunkan lebih dulu, lalu dengan sabar ia membantu kakaknya turun. Dias menatap rumah itu dengan perasaan campur aduk. Tempat ini begitu ia kenal—rumah yang dulu pernah ia datangi, rumah tempat dirinya berharap bisa menjadi bagian di dalamnya. Namun kini, langkahnya terasa berat. Ada perasaan takut sekaligus berani yang bercampur jadi satu. “Siap, Kak?” Dina bertanya sambil menghela napas. Dias mengangguk pelan. “Aku harus tahu, Din. Aku tidak bisa terus hidup dengan tanda tanya.” Dina mendorong kursi roda itu hingga berhenti di depan pintu. Ia m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD