"Silakan masuk,” ucap Alea akhirnya, suaranya tenang meski hatinya bergetar. Ia membuka pintu lebih lebar, memberi ruang untuk tamunya masuk. “Kaisar mungkin sebentar lagi juga pulang.” Dias mengerling sinis, bibirnya melengkung kaku. “Tidak perlu. Kau tidak perlu bersikap baik padaku setelah apa yang sudah kamu lakukan, Alea.” Suaranya dingin, tajam seperti pisau yang diarahkan langsung ke jantung. Alea terdiam. Ia berusaha menahan dirinya untuk tidak terpancing. “Asal kau tahu,” lanjut Dias, nadanya semakin tinggi, “aku tidak akan diam saja setelah mengetahui kebenaran ini. Aku tidak akan membiarkan kamu dengan mudah mengambil Kaisar dariku.” Matanya berkilat, penuh kebencian yang ditahan terlalu lama. “Jangan merasa menang dulu, Alea. Pertarungan ini belum selesai.” Dina yang sejak
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books