"Dina! Jaga bicaramu. Nggak baik ngomong begitu." Sri Widarti menegur anak keduanya itu. Dina memberengut karena ibunya selalu saja terkesan membela kakaknya. "Aku hanya bicara fakta, Bu." "Fakta apa? Seperti kamu kenal dengan Kaisar saja." "Aduh, Bu. Jaman sekarang jarang loh bisa mendapatkan pria yang setia. Apalagi Kak Kai nggak hanya tampan, tapi juga kaya. Pasti banyak lah wanita yang mau sama dia." "Dina, diam! Kata-kata itu nggak pantes kamu omongkan untuk kakakmu." Dina beranjak berdiri lalu pergi begitu saja meninggalkan kakak dan ibunya. Sri Widarti menatap sendu pada Dias. "Jangan dengerin omongan adikmu. Lama-lama ibu rasa Dina itu makin kelewatan saja. Jika tidak ditegur, omongannya tambah ngelantur." "Apa iya, Bu, Dina iri sama aku?" "Bisa jadi. Tapi dia tidak pernah