85. Penolakan Dias

1002 Words

Hujan baru saja reda sore itu. Sisa-sisa air masih menetes dari daun-daun mangga di halaman rumah, menimbulkan suara gemericik lembut yang terdengar hingga ke ruang tamu. Aroma tanah basah bercampur dengan semerbak wangi teh hangat yang baru saja diseduh ibunda Dias. Rumah sederhana itu terasa hangat, namun hati penghuni di dalamnya justru diliputi keresahan yang tak berkesudahan. Dias duduk di sofa ruang tamu dengan wajah murung. Sejak beberapa hari terakhir, ia enggan keluar kamar. Semangat hidupnya meredup setelah mendengar kabar yang mengoyak hatinya—bahwa Kaisar, lelaki yang selama ini ia percayai dan cintai, ternyata sudah menikah. Meski berat untuk diterima, ibunya sendiri yang menyampaikan kenyataan pahit itu. Ibunda Dias tidak sanggup lagi melihat putrinya hidup dalam harapan pa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD