63. Curhatan Dias

1134 Words

Di rumah keluarga Dias, suasana ruang tamu begitu hangat meski hatinya sendiri sedang resah. Kaisar datang malam itu setelah mendapat telepon dari Dias. Wanita itu duduk di sofa ditemani teh hangat yang sudah agak dingin. “Kamu kelihatan capek, Di. Gimana kakimu?” tanya Kaisar lembut sambil meraih tangan Dias. Dias tersenyum tipis. “Sudah mendingan. Tapi… aku lagi kepikiran sesuatu.” “Apa? Tentang kerjaan?” Kaisar menatapnya serius. Tadi kekasihnya itu sempat telepon mengungkap keresahan hatinya dan Kaisar juga sudah mengupayakan agar Dias bisa kembali kerja setelah kakinya pulih nanti. Hanya saja apakah perusahaan masih bisa menerima Dias kembali atau tidak ... belum ada keputusan yang pasti dari atasan. Kepala Dias menggeleng. "Bukan hanya soalan itu. Jika mengenai pekerjaan aku yaki

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD