40. Hadiah

1334 Words

Fajar baru saja menyapa langit. Tirai tipis kamar Alea masih tertutup rapat, tapi cahaya lembut mulai menyusup dari sela-selanya. Aroma embun yang khas samar tercium ketika jendela terbuka sedikit karena angin malam tadi. Di luar, suara burung-burung yang mulai berkicau menjadi irama alami penanda hari baru. Alea masih terlelap, tubuhnya meringkuk di sisi kiri ranjang. Rambutnya terurai acak di bantal, napasnya pelan dan dalam—terlalu lelah untuk bangun pagi seperti biasanya. Lelah itu bukan hanya dari pekerjaan atau rutinitas seharian kemarin, tapi juga akibat malam yang panjang bersama suaminya, Kaisar, yang begitu menuntut meski ia sendiri sudah kelelahan. Tiba-tiba, sebuah tepukan lembut mendarat di pipinya. “Alea… bangun,” suara itu berat, tapi kali ini terdengar agak datar yang dis

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD