“Ini terdengar terlambat pasti untukmu,” Mahesa memulai. “Apa yang terlambat?” Hamish tidak sabar sekali, sampai kembali menyela. Bertanya pada pria itu dengan ekspresi musuh. Lea sendiri sudah menyerah mengingatkan suaminya untuk tenang. Mendengarkan tujuan Mahesa lebih dulu. Hamish jelas saja terpaksa, Lea yang mengiyakan permintaan Mahesa untuk bicara. Hamish mau menolak, tetapi tidak mungkin biarkan Lea menemui Mahesa sendiri, kan? Siapa yang jamin muncul Mahesa bawa niat baik? Lea menghela napas dalam-dalam, meraih tangan suaminya. “Dengarkan dia dulu, kamu sudah kembali bicara sebelum dia sampaikan tujuannya.” Hamish menatap istrinya, “dia kelamaan, aku kan tidak sabar. Jadi haus,” “Pesan minum dulu, kamu mau aku ambilkan?” Mahesa yang sejak tadi mau bicara jadi menyimak