Lea dan yang lain tidak ada yang bisa berkata-kata, tapi semua orang tahu jika Halim yang paling di tempatkan pada pilihan posisi sulit. “Mereka mengincarmu, bahkan sudah melukai Hamish. Cara main Kakek Lou sejak dulu memang kotor. Ini yang buat Ayah berat menyetujui hubunganmu dan Lou sejak awal.” “Lou bukan kakeknya, yah. Ayah sendiri yang bisa menilai seperti apa Lou!” Halim segera beranjak. Hamish ingin menyusul, tetapi keadaannya juga masih lemas. Amira sudah terbaca oleh semua akan beranjak. "Halim, tunggu!" Panggil Amira. Berharap Halim tidak marah pada Kaflin. Ya, Kaflin hanya takut terjadi sesuatu yang lagi-lagi mengincar putranya. Melihat kondisi Hamish, orang tua mana pun seperti tercekat, hampir hilang kendali. “Bunda tetap di sini, Ayah yang akan bicara dengan Halim.”