Hari ini di sekolah Edzard sangat aneh. Adreanne semakin penasaran apa yang cowok itu bicarakan bersama Ayahnya. Jelas sekali perubahan Edzard dirasakan setelah keluar dari ruang kerja Ayahnya pagi tadi.
"Lo mikirin apa sih, Re?" tanya Lily kesal sendiri. Sedari tadi ia bicara namun tak satupun respon ia dapatkan dari sahabatnya, malahan Adreanne terlihat melamun.
"Kamu ngerasa nggak sih? Kalau Edzard hari ini beda?" tanya Adreanne pelan.
Lily melirik ke arah meja Edzard. Cowok itu tampak menulis sesuatu di bukunya, di sebelah Edzard ada Dante.
"Nggak ada yang beda kok, tetep ganteng. Si Dante apalagi," balas Lily berbisik.
Adreanne memutar bola matanya malas. Matanya melirik ke arah bangku Edzard yang tidak jauh dari kursinya.
Jam pelajaran kedua kosong, oleh sebab itu kelas cukup bising dan beberapa siswa ada yang berteriak ketika bermain game online.
"Lo lapar nggak Re?" tanya Lily.
Adreanne mengalihkan tatapannya dari Edzard kemudian menggeleng. "Nggak, tadi udah sarapan soalnya."
Lily mengangguk paham. "Ya udah deh, gue tunggu jam istirahat bentar lagi aja."
Adreanne tidak mendengarkan lagi, cewek itu kembali menyelami pikirannya. Menerka-nerka pembicaraan apa yang terjadi pagi tadi.
Tapi Bundanya bilang, Adam hanya meminta maaf pada Edzard karena telah merusakkan kalung ruby merah itu.
Ah, atau jangan-jangan Edzard sedih karena kalung mahal itu hancur?
Sepertinya benar dugaannya itu. Adreanne mengangguk kecil lalu mengepal tangan kanannya. Nanti sewaktu jam istirahat ia akan menarik Edzard menuju taman belakang dan bicara pada cowok itu.
***
Jam istirahat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Adreanne langsung berdiri dan akan menghampiri meja Edzard. Namun gerakannya kalah dengan Dante. Dante lebih dulu merangkul Edzard dan kedua lelaki itu pergi meninggalkan kelas.
"Lo mau ke mana sih Re?! Buru-buru amat!" pekik Lily.
"Edzard kayaknya marah sama aku. Jadi aku mau bicara padanya," jawab gadis itu lesu.
Kedua mata Lily menyipit curiga. "Lo ada masalah apa ke dia?"
Adreanne melirik kelas yang mulai sepi. "Aku ceritain."
Lily mengangguk antusias lalu menarik Adreanne untuk duduk kembali di kursinya.
"Jadi beberapa hari yang lalu sebelum olimpiade, Edzard ada ngasih aku kalung batu ruby merah yang cantik. Tapi kemarin Ayah melempar kalung itu dan menginjak batu ruby nya, alhasil kalung itu hancur."
"Terus-terus?"
"Tadi pagi Edzard bicara sama Ayah di ruang kerja Ayah yang ada di rumah. Bunda bilang, Ayah minta maaf udah hancurin kalungnya."
"Eh bentar-bentar. Lo udah kenalin Edzard ke keluarga lo?" tanyanya tak percaya.
Adreanne mengangguk santai. "Udah lama."
"Apa alasan Ayah lo hancurin kalung itu?" tanya Lily dengan tatapan menyelidik.
"Ayah nggak suka aku dekat-dekat dengan Edzard. Padahal Edzard kan baik. Kalau kata Bunda sih, Ayah nggak rela anak gadisnya di dekatin cowok," ujar Adreanne polos.
"Ya udah, sekarang buruan lo temuin Edzard. Kalungnya itu kayaknya beneran mahal. Bisa jadi Edzard kecewa karena barang yang dia kasih hancur. Sakit hati pasti tu," jelas Lily mengutarakan apa yang dipikirkannya.
"Aku tinggalin kamu, ya? Kamu ke kantin sendirian nggak apa-apa?" tanya Adreanne ragu.
Lily mengangguk cepat. "Iya, nggak apa. Udah sana buru!"
Adreanne mengangguk cepat. Lantas bangkit dan berjalan cepat keluar dari kelas.
Gadis itu berjalan di koridor melewati kelas-kelas. Matanya memandang sekitar mencari-cari keberadaan Edzard yang tidak terlihat. Langkahnya pun terayun menuju kantin. Kedua manik gadis itu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin. Namun nihil, tidak ada Edzard di kantin.
Ke mana cowok itu sebenarnya?!
Mata Adreanne tak sengaja menatap Dante yang berjalan membawa dua cup jus di tangannya. Langsung saja ia berlari menghampiri sepupu Edzard itu.
"Dante!" panggilnya.
Langkah kaki Dante berhenti, cowok itu berbalik dan menatap Adreanne dengan heran. "Kenapa?"
Adreanne mengatur napasnya yang sedikit tersengal-sengal. "Edzard mana? Aku mau ketemu, ada yang mau aku bicarain sama dia," ungkapnya.
"Oh ... Edzard ada di rooftop, ini aku mau kasih minuman ini ke dia. Haus katanya," jawab Dante santai.
"Kalau gitu, sini minumannya. Biar aku yang antar ke Edzard, kamu makan aja di kantin."
Dante tidak langsung setuju, ia menatap Adreanne ragu. "Benaran nggak apa?"
Kepala gadis itu mengangguk cepat. "Iya, nggak apa! Udah, mana sini minuman Edzard," pintanya mengulurkan tangan.
Dante pun menyerahkan satu gelas plastik berisi jus mangga pada Adreanne.
"Oke! Makasih Dante." Adreanne berbalik dan kembali berlari menuju rooftop.
Tiga menit kemudian, ia tiba di rooftop. Adreanne membungkukkan badannya, tangan kanannya yang bebas memegang perut bawahnya sembari mengatur napas yang terengah-engah.
Setelah napasnya beraturan. Adreanne menegakkan tubuhnya kembali, dan maniknya langsung menatap Edzard yang ternyata juga menatap dirinya dengan tatapan datar.
Di tatap datar dan dingin oleh Edzard seperti itu, entah mengapa membuat bulu kuduk Adreanne berdiri. Ia merasa takut dan canggung secara bersamaan.
Dengan langkah kecil ia menghampiri cowok itu dan menyodorkan jus mangga pemberian Dante. "Kamu haus, kan? Ini minumannya."
Edzard hanya menatap jus itu tanpa berniat mengambilnya. "Kamu aja yang minum," pungkasnya.
Sebelah alis Adreanne terangkat naik. Nada suara Edzard terdengar ketus di telinganya. Sebelumnya, Edzard tidak pernah seperti ini.
Adreanne tidak menyerah. Ia mengambil satu tangan Edzard dan memaksa cowok itu untuk menerima jus tersebut.
"Kamu habis lari-lari ke sini, jadi kamu yang lebih butuh minuman," ujar Edzard.
Helaan napas lega keluar dari mulut Adreanne. Ia cukup senang mendengarnya suara Edzard dengan intonasi yang lumayan lembut dan juga panjang.
"Kamu benar, aku juga haus."
Edzard pun mengembalikan jus itu dan menyuruh Adreanne minum.
Tanpa protes lagi, gadis itu menyeruput jus mangga yang seharusnya menjadi milik Edzard.
"Ed," panggil Adreanne kala dahaganya sudah tertuntaskan.
"Hm." Cowok itu hanya menyahut dengan deheman singkat.
"Kamu marah, ya? Karena kalungnya dihancurin Ayah?" tanyanya dengan nada halus.
"Nggak."
Adreanne menggigit bibir bawahnya, ia merasa tidak puas dengan jawaban Edzard yang terlalu singkat.
"Serius, Ed. Sikap kamu aneh, kenapa coba?" tanya gadis itu geregetan sendiri.
"Aku baik-baik saja."
Adreanne menatap wajah Edzard lamat-lamat walaupun cowok itu tidak menatapnya.
"Kamu ada masalah, ya?"
"Nggak."
"Terus kenapa jadi dingin gini ke aku?"
"Nggak ada."
Adreanne mencebikkan bibirnya kesal. "Kamu nih bikin aku kesal. Jangan cuma jawab nggak! Jawab dengan kata lain kek!" kesalnya.
"Kenapa kamu ke sini?" tanya Edzard, mengabaikan protesan Adreanne.
"Ya karena mau ketemu sama kamu. Sikap kamu aneh setelah keluar dari ruang kerja Ayah. Jujur sekarang, kamu bicarain apa aja sama Ayah?" Cerocos Adreanne.
"Nggak bahas apa-apa."
"Bohong!"
"Kata Bunda Ayah minta maaf karena udah rusakin kalung ruby itu. Tapi aku kurang percaya sekarang. Atau jangan-jangan Ayah marahin kamu?" tanya Adreanne dengan tatapan menyelidik.
Tepat ketika Adreanne mengatakan hal itu, barulah Edzard menoleh dan menatap wajah cantik gadis itu. Tanpa sadar kedua tangan Edzard mengepal erat di kedua sisi tubuhnya.
"Iya, Ayah kamu cuma minta maaf. Sekarang udah jelas, kan? Kamu bisa pergi," usirnya dengan nada halus.
Adreanne memejamkan kedua matanya. Baiklah, Edzard mengusirnya. Padahal ia masih ingin bertanya.
"Ya sudah!" pungkas gadis itu kesal.
Adreanne berbalik dan hendak meninggalkan rooftop. Namun, baru lima langkah, suara Edzard kembali terdengar.
"Nanti pulangnya jangan sama aku, dan besok pun aku nggak akan menjemputmu. Kita jalani hidup masing-masing, anggap aja kita baru kenal. Aku murid baru, dan kamu nggak kenal aku."
Sontak tubuh Adreanne memutar, kembali menghadap Edzard. Wajah gadis itu menampilkan raut tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Edzard.
Protesan sudah akan dilayangkan Adreanne, namun suaranya tertahan di tenggorokan. Tidak ada suara hingga akhirnya gadis itu melihat Edzard membalikkan tubuhnya dan tidak melihatnya lagi.
Dengan perasaan bingung, jengkel, marah, dan kesal, Adreanne berjalan meninggalkan rooftop.
***
TBC.
okayy, Edzard mulai mundur alon-alon guize. Berusaha menjauh dari Adreanne wkwkw.
don't forget to vote and comments^^