Angin malam berhembus pelan, mengusik helai-helai rambut Davina yang tidak terikat. Sudah satu jam lamanya dia terduduk di bangku taman belakang, menatap hamparan bintang yang seolah bersekongkol memperindah malam ini. Tapi kecantikan langit malam tidak mampu menembus dingin yang menggelayuti dadanya. Setiap detik sejak Chandra pergi meninggalkan rumah tanpa sepatah kata penjelasan terasa seperti tetesan air yang mengikis batu kesabarannya. Tanpa perlu bertanya, tanpa perlu konfirmasi, hatinya sudah tahu persis tujuan suaminya. Bayangan Chandra bersama si pegawai biasa dari perusahaannya—gadis yang tiba-tiba saja merebut posisi yang bukan haknya—terus mengusik pikirannya. Dalam seminggu terakhir, usahanya menggali informasi hanya berujung pada fakta bahwa Naina memang tidak ada hubungan i

