Zahra dan Kahfi terengah-engah usai mendaki puncak bersama. Ke dua jemari Zahra terkepal lalu mendarat pada d**a telanjang yang kini berada di atasnya. “jahat! Jahat!,” lirih Zahra sembari terisak. Kahfi menangkap salah satu kepalan tangan Zahra. Membawa jemari yang telah teurai itu ke bibirnya. Mendaratkan kecupan sebelum berulang kali mengucapkan kata maaf dan ribuan sesal karena telah menyakiti Zahra. Sungguh Kahfi tak pernah bermaksud apalagi sengaja membuat hati Zahra hancur. “Maafin aku, Sayang.. Maaf..” Bisik Kahfi sebelum ambruk menimpa diri Zahra. Kahfi melayangkan kecupan-kecupan pada leher Zahra. Memberi tanda sebisa yang ia mampu demi menyalurkan kepemilikannya atas semua yang Zahra punya. “Fiii...” erang Zahra memb